TEKNIK layout adalah seni atau keterampilan penempatan gambar dan tulisan. Media cetak seperti Majalah dan Buletin memerlukan seorang layouter yang akan menata teks (tulisan) dan gambar (foto, ilustrasi, grafis) sedemikian rupa hingga enak dipandang dan dibaca.
Posting ini tidak akan membahas secara "ilmiah" atau "teoretis" pengertian layout, fungsi layout, prinsip dasar layout, dan semacamnya karena saya bukan "ilmuwan layout". Saya hanyalah "praktisi layout amatir" yang hingga kini masih suka nge-layout majalah dan buletin --ya hanya majalah dan buletin, sesekali brosur dan spanduk.
Saya mendapatkan ilmu dan teknik layout secara "otodidak", berkah suka nongkrongin layouter di berbagai media yang sering butuh bantuan editing naskah jika sebuah tulisan kependekan atau kepanjangan.
Saya juga bisa "sedikit" mengoperasikan program/software layout, seperti CorelDraw, QuarkXpress, InDesign, dan PageMaker, juga dengan cara "otodidak", yakni "ngintip" orang yang sedang mengoperasikannya, lalu saya ingat-ingat dan praktikan.
Teknik Dasar Layout
Bagi saya, berdasarkan pengalaman tersebut, teknik dasar layout adalah menguasai salah satu software, lalu laksanakan konsep ATM --Amati, Tiru, Modifikasi!
Amati layout majalah/buletin yang menurut kita dan orang lain bagus, keren, unik. Lalu, tiru dan lakukan modifikasi!
Kalau "tidak ada anggaran" buat memborong majalah, kita bisa "ngintip" layout sejumlah majalah sekaligus mencari inspirasi di internet, salah satunya "60 Beautifully Modern and Inspirational Magazine / Book Layouts".
Saya masih ingat ketika menggawangi sebuah media cetak (majalah politik) di Jakarta, lebih dari 10 majalah luar negeri saya --tepatnya kami-- amati, pelajari, dan diskusikan dengan owner dan layouter. Hasil "studi banding" dan diskusi itu lalu menjadi pegangan (acuan) atau format layout majalah tersebut. Hasilnya, istimewa! :)
Saya juga masih ingat, ketika menjadi editor sebuah tabloid di Bandung, layouter kami mendapat masukan dari seorang pakar desain. Katanya, "sisakan ruang buat istirahat mata". Artinta, layout halaman demi halaman tabloid itu jangan terlalu penuh dengan teks dan gambar, tapi sediakan "ruang kosong" untuk "istirahat mata" pembaca.
Jadi, bukan hanya sisi redaksional yang harus memanjakan pembaca, tapi juga tampilan berupa layout atau tata letak teks dan gambar. Wasalam.