YOU see it, you report it. Be a Citizen Journalist. Anda melihatnya, Anda melaporkannya. Jadilah jurnalis warga.
Demikian salah satu pesan iklan dalam papan reklame raksasa yang dipasang CNN di sebuah kawasan di Amerika Serikat, sebagaimana tampak dalam gambar.
Kemajuan teknologi internet, kehadiran media sosial, blog, dan SmartPhone memudahkan orang mempublikasikan apa saja yang dilihatnya. Teknologi komunikasi dan informasi menumbuhkembangkan jurnalisme warga dengan "cabang terbarunya" saat ini: jurnalisme media sosial.
Kehadiran internet atau media online --terutama media sosial blog, twitter, dan facebook-- menjadikan era internet sebagai era "semua orang bisa menjadi wartawan" (everybody can be journalist).
Nanti hanya akan ada "ruang editor" (editors room) atau "ruang berita" (news room), tidak ada lagi reporter (wartawan) dalam pengertian lama, karena semua orang menjadi wartawannya --jurnalisme warga (citizen journalism). (Baca: Jurnalistik Masa Depan Milik Jurnalisme Warga).
Pengertian & Konsep Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga adalah pemberitaan atau publikasi peristiwa yang dilakukan warga biasa, bukan wartawan.
Menurut L. Goode dalam "Social news, citizen journalism and democracy" (New Media Society, 2009), jurnalisme warga saat ini merujuk pada praktik jurnalistik berbasis web yang dilakukan pengguna luar biasa ("ordinary" user).
Goode menyebutkan, citizen journalism termasuk praktik blogging berbasis peristiwa aktual, berbagi foto dan video peristiwa aktual, serta posting komentar saksi mata tentang suatu pertiwa terkini. Beberapa saat setelah terjadi sebuah peristiwa besar, maka foto, video, atau informasinya bertebaran di internet, terutama media sosial --Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dsb.
Prinsip Dasar Jurnalisme Warga
Karya jurnalistik warga tidak dituntut "sebagus" jurnalis profesional (wartawan), selama informasi yang dipublikasikannya memenuhi "syarat minimal" sebuah berita: aktua, faktual, penting, dan menarik serta memenuhi unsur 5W+1H (Siapa, Apa, Kapan, di Mana, Kenapa, Mengapa, Bagaimana) --minimal What, Who, When, Where.
Meski demikian, jurnalis warga juga harus menaati kode etik jurnalistik, terutama dalam hal yang menurut Dan Gillmor & JD Lasica merupakan "basic principles of Citizen Journalism" (prinsip dasar jurnalisme warga). (Baca: Dasar-Dasar Jurnalisme Warga).
Jurnalis warga juga patut mematuhi kode etik jurnalistik, seperti tidak mencampurkan fakta dan opini, demi kepentingan dirinya juga. Tegasnya, jangan ditambah komentar subjektif dan "judgment". Cukup sampaikan apa yang terlihat --You see itu, you report it! That's it!
Tips untuk Jurnalis Warga
- Buatlah sebuah blog agar karya jurnalistik warga Anda tersebar lebih luas ketimbang di media sosial saja.
- Posting informasi aktual di blog, lalu share di akun media sosial.
- Jurnalisme warga via blog juga membuka peluang Anda menjadi blogpreneur atau onlinepreneur.