Penulisan Kata "Dan" di Awal Kalimat

Penulisan Kata "Dan" di Awal Kalimat
BANYAK penulis yang menulis kata "dan" di awal kalimat. Misalnya, ".... bulan ini. Dan ketika...". Mengacu kepada kaidah atau tata bahasa Indonesua, penulisan kata penghubung “dan” di awal kalimat itu jelas keliru alias salah.
Read more »

Cara Membuat Judul Berita (Headline)

judul berita
Membuat Judul Berita (News Headline) merupakan "tugas terberat" seorang wartawan, reporter, atau jurnalis. Pasalnya, judul beritalah yang pertama kali dibaca, dipindai, atau dilihat pembaca dan harus mampu menarik perhatian, minat, dan keinginan pembaca untuk membaca berita yang ditulis.

Cara Membuat Judul

Judul berita hendaknya:

  1. Berisi 5-10 kata
  2. Berupa pemikiran yang lengkap
  3. Berisi Subjek dan Kata Kerja (Verb), sering pula disertai Objek
  4. Bertujuan menarik perhatian pembaca
  5. Mencerminkan isi berita 
  6. Menghindari ambiguitas, insinuitas, dan makna ganda.
  7. Akurat, jelas, dan ringkas
  8. Berupa kalimat lengkap (Headlines are complete sentences or imply complete sentences).
  9. Hindari judul berita berupa kalimat tanya --karena judul berita itu informasi, bukan soal ujian!

Judul Kalimat Tanya

Kita sering menemukan judul berupa kalimat tanya. Itu keliru karena naskah berita itu harus berisi informasi, bercerita, bukan bertanya!

Wartawan yang membuat judul berupa kalimat tanya itu adalah wartawan amatir yang masih belajar, bukan wartawan profesional. Ia mengira itu akan bikin pembaca penasaran, padahal berita bukan teka-teki, bukan pula soal ujian atau pertanyaan quiz. Berita adalah informasi. To Tell, BUKAN to Ask!

Di situs Wiki Answer, ada pertanyaan, bolehkan judul berita menggunakan kalimat tanya? (Can a newspaper headine be a question?).

Jawabannya: The headline of a newspaper is the first few words that tell someone what the article is about.

Perhatikan, "tell someone", bukan "ask someone". Jadi, jawabannya: NO, It Can Not!

Soal judul berita berupa kalimat tanya juga menjadi "perdebatan":Are question headline to o vague to use?

Memang, membuat judul berita berupa kalimat tanya bukan pelanggaran pidana, bukan pula pelanggaran kode etik jurnalistik. Lagi pula, "biar pembaca penasaran". Tapi ingat, judul berita berupa kalimat tanya:
  1. Tidak Efektif --tidak membuat pembaca segera tahu inti berita.
  2. Bisa masuk kategori "jurnalisme tidak bertanggung jawab" (irresponsible journalism).
  3. Sang wartawan bisa dianggap "ikut arus" menjadi "wartawan gosip", setidaknya terpengaruh oleh "acara infotainment".

Arti Kata Takjil dan Tarawih


Arti Kata Takjil dan Tarawih
Arti Kata Takjil dan Tarawih

DUA kata ini, takjil (ta'jil) dan tarawih (tarwiyah, taraweh) sangat populer dalam bulan Ramadhan. Takjil artinya buka puasa. Tarawih itu shalat sunat setelah Isya --shalat malamnya bulan Ramadhan.

Penulisan yang benar tajil apa takjil? Penulisan yang bakunya sih takjil. Kata ini ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):  takjil /tak·jil/ v Isl mempercepat (dl berbuka puasa).

Arti Kata Takjil

Menurut para ahli bahasa (Arab), asal kata takjil dari bahasa Arab, 'ajjala– yu'ajjiluta’jilan yang berarti "menyegerakan" atau "cepat-cepat".

Dalam konteks puasa Ramadhan, segera berbuka, tidak menunda-nunda buka puasa jika sudah waktunya berbuka. Menyegerakan berbuka termasuk amalan sunah yang berpahala.

"Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi, penulisan aslinya adalah ta'jil, pake koma, lalu diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dan dibakukan menjadi takjil.

Jangan artikan takjil sebagai makanan-minuman untuk berbuka karena takjil itu kata kerja (verb), yakni bersegera dalam berbuka puasa.

Arti Kata Tarawih

Tarawih juga dari bahasa Arab, tarwihu atau tarwiyah, lalu diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi tarawih dan "dikacaukan" pengucapannya oleh lidah kita menjadi taraweh.
KBBI: Tarawih /Ta·ra·wih/ n salat sunah pd malam hari (sesudah Isya, sebelum Subuh) pd bulan Ramadan (bulan puasa);

Menurut para ahli, kata tarawih berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak dari kata at-tarwiihu yang artinya "penganginan" (proses mengangin-anginkan). Maksudnya, istirahat, santai.

Kata dasar tarawih, masih menurut para ahli, adalah rahah’ santai, istirahat, tidak tergesa-gesa’.

Kata ustadz saya, istilah tarawih menjadi nama lain dari shalat malam (qiyamul lail) Ramadhan atau Qiyamu Ramadhan, yaitu minimal delapan rakaat usai shalat Isya.

Any other opinion or views tentang Arti Kata Takjil dan Tarawih? (www.romelteamedia.com).*

Manajemen Media Sosial Instansi/Perusahaan

Manajemen Media Sosial Instansi/Perusahaan. Media Sosial sebagai pilar SEO Website/blog


Manajemen Media Sosial Instansi/Perusahaan
MEDIA Sosial (Social Media) merupakan "masyakarat maya" yang dinamis. Layaknya warga masyarakat, para user ngobrol satu sama lain, kadang serius dan fokus, kadang "asal ngomong", sering pula "berantem".

Komunikasi dan interaksi di media sosial berlangsung sangat intensif dan tanpa batas. User yang sudah kenal dan saling tidak kenal pun bisa ngobrol apa saja, kapan saja, bahkan "ngomong" apa saja.

Berbeda dengan mayarakat dunia nyata, di warga masyarakat maya bisa menyembunyikan identitas sebenarnya, foto profil palsu, nama palsu, alamat palsu, dan palsu-palsu lainnya. Sebuah survei bahkan menunjukkan, mayoritas user internet itu "lukers", suka ngumpet.

Media sosial yang semula diperuntukkan bagi perorangan atau individu (Baca: Pengertian Media Sosial), berkembang menjadi media komunikasi instansi, lembaga, atau perusahaan. Aktivitas kehumasan dan pemasaran menjadi hal wajib di media sosial karena besarnya potensi mendapatkan konsumen dan klien baru.

Manfaat Media Sosial bagi Instansi/Perusahaan

Instansi/perusahaan yang terlibat aktif di media sosial akan mendapatkan banyak keuntungan, di antaranya:

  1. Social Signals. Meningkatkan sinyal sosial yang akan meningkatkan jumlah pengunjung website.
  2. Company Branding. Menciptakan loyalitas konsumen/klien.
  3. Improved Brand Awareness. Meningkatkan konsumen/klien potensial, minimal membuat orang tahu dan sadar akan kehadiran sebuah lembaga penyedia produk/jasa. Sosial media juga akan membuat brand Anda tidak hanya muncul di mesin pencari, tapi tampil di arena "masyarakat maya" ini.
  4. Word-of-mouth Advertising. Word of mouth adalah promosi yang dilakukan melalui pembicaraan dari mulut ke mulut dengan cara menceritakan pemgalaman atau keunggulan suatu produk
  5. Increased customer loyalty and trust. Meningkatkan kesetiaan dan kepercayaa konsumen/klien.
  6. Improved audience reach and influence. Meningkatkan pengaruh dan jangkauan audiens.
  7. "Tune in" tentang apa yang dibicarakan orang terkait lembaga/perusahaan.
  8. Engagement. Lebih mengakrabi konsumen/kline, "more human, more social"

Tentu saja, manfaat atau keuntungan ber-media sosial di atas hanya bisa diraih dengan manajemen media sosial yang baik dan benar.

Dengan adanya manfaat itu pula, muncul konsep kehumasan atau pemasaran media sosial (social media marketing) yaitu proses pembangunan brand equity & awareness melalui saluran media sosial, termasuk:

  1. Facebook
  2. Twitter
  3. LinkedIn
  4. Youtube
  5. Social Bookmarking sites (Digg, StumbleUpon, Delicious)
  6. Interactive blogs
Brand Equity = menumbuhkan minat atau keinginan untuk melanjutkan menggunakan suatu brand.Brand Awareness = membuat orang tahu dan sadar akan kehadiran sebuah lembaga penyedia produk/jasa. 

Pilar SEO Website/Blog

Media sosial merupakan salah satu pilar SEO. Pertemanan, keakraban, dan berbagi konten potensiap meningkatkan pengunjung website/blog.

Sinyal sosial ini memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung bagi ranking di halaman hasil pencarian (SERP). Maka, minimal di akhir setiap posting  web/blog, selalu sediakan fasilitas social share yang memudahkan pengunjung berbagi ke:

  1. Facebook
  2. Twitter
  3. Google + 
  4. LinkedIn
  5. Pinterest

Sejumlah faktor yang berpengaruh langsung bagi trafik dan ranking website/blog:
  1. Jumlah like di Facebook
  2. Jumlah share Facebook 
  3. Jumlah follower Twitter 
  4. Jumlah tweet yang "mention" nama merek (brand) atau termasuk link ke website
  5. Jumlah user yang ada di linkaran Google Plus

Pengaruh tidak langsung datang dari:
  1. Inbound Link dan kutipan yang meningkatkan visibilitas online dan brand awarness
  2. Meningkatnya review positif atau komentar dan rekomendasi dari konsumen/klien yang merasa puas
  3. Menurunnya "bounce rate", meningatnya durasi user membuka situs, dan pengunjung yang kembali ke website.

Manajemen Media Sosial Instansi/Perusahaan

Bagaimana mengelola media sosial instansi/perusahaan dengan baik dan benar, agar bisa meraih segala benefit yang disediakan jagat media sosial?

Akan ditulis di posting lain. Stay tuned! Lagian, yang ini aja udah kepanjangan kayaknya nih.... lagian, waktunya mefffet nih mo cabut ^_^ Wasalam. (www.romelteamedia.com).

Mengenal Jurnalisme Bisnis (Business Journalism)

 Jurnalisme Bisnis (Business Journalism)
Business Journalism adalah jurnalistik yang fokus pada peliputan dan pelaporan dunia bisnis, ekonomi, dan keuangan. Wartawannya disebut "jurnalis bisnis" (business journalists). Mengapa di kampus Indonesia belum ada program studi jurnalistik bisnis?

POSTING soal  jurnalistik atau jurnalisme bisnis (business journalism) ini melengkapi tulisan sebelumnya, tentang Corporate Blogging dan Corporate Journalism, sebagai bagian dari tugas atau strategi Humas (PR) Online.

Istilah Business Journalism tampaknya belum populer di Indonesia. Tulisan yang membahas jurnalisme atau jurnalistik bisnis juga masih sangat langka, sama langkanya dengan tema "bisnis jurnalistik". Kalau tulisan atau berita bertopik "bisnis media" --yang tak lain adalah "bisnis jurnalistik"-- sudah lumayan banyak.

Dalam catatan WikipediaBusiness Journalism adalah cabang jurnalisme yang menjejak, merekam, dan menganalisis serta menginterpretasi perubahan ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Bentuk jurnalisme ini meng-cover berita dan artikel feature tentang orang-orang, tempat, dan isu-isu yang berkaitan dengan dunia usaha (bisnis).

Ringkasnya, Business Journalism adalah jurnalistik yang mengkhususkan peliputan dan pelaporan masalah bisnis atau dunia usaha.

Wartawannya disebut "jurnalis bisnis" (business journalists). Ia fokus meliput dan menulis berita/informasi tentang pertiwa terkini dalam bidang ekonomi, dunia usaha atau bisnis, dan keuangan.

Hampir semua media menyajikan berita tentang dunia bisnis, namun jurnalistik bisnis yang detail dan mendalam (depth) bisa ditemukan di media publikasi, radio, dan saluran televisi yang didedikasikan khusus untuk jurnalisme bisnis dan keuangan (business and financial journalism).

Contoh Business Journalism adalah The Wall Street Journal (WJS) yang (semula) fokus pada berita bisnis dan eknomi (special emphasis on business and economic news). Kini WJS --termasuk WJS edisi Indonesia --tidak hanya memberitakan soal ekomoni dan bisnis, tapi juga berita lain seperti olahraga dan politik.

Contoh Jurnalistik Bisnus lainnya adalah Bisnis Indonesia dan Warta Ekonomi. Lagi-lagi, kedua media ini "tak kuasa" menahan diri untuk tidak memberitakan topik olahraga dan politik. Contoh media yang "murni" jurnalistik bisnis adalah SWA dan .... (tentu masih ada lagi yang lain).

Usia jurnalisme bisnis sebenarnya sudah cukup tua, yakni sejak abad 16 M. Menurut catatan History of Business Journalism, pertama kali muncul tahun 1568 ketika keluarga Fugger menerbitkan newsletter (surat berita) yang berisi informasi tentang ekomini Eropa.
Business journalism is one of the most fascinating aspects of media in recent years as it has documented such well-known corporate scandals as Enron, WorldCom, Adelphia Communications, HealthSouth and Tyco. (http://www.bizjournalismhistory.org/).
Business journalism tumbuh pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Setidaknya, itu kata lama Washington and Lee University yang sudah lama membuka program studi jurnalistik bisnis.
The field of business journalism has grown dramatically in the past 20 years. Yet the preparation of journalists to write about economic and financial topics has not kept up with that growth. Daily newspapers, specialized magazines, Internet-news sites and television stations are all eager for employees who can both understand business concepts and communicate those concepts in terms that readers and viewers will easily understand.

Kebutuhan akan jurnalis bisnis sebenarnya dirasakan oleh kalangan media di Indonesia. Mereka butuh wartawan yang piawai menulis topik ekonomi dan keuangan. 

Wartawan yang meliput dan menulis soal ekonomi, bisnis, dan keuangan, jelas butuh pemahaman, wawasan, dan penguasaan konsep bisnis dan mampu mengkomunikasikannya kepada para pembaca, pendengar, atau pemirsa.

Kampus-kampus di luar sono memang sudah banyak yang membuka program studi jurnalistik bisnis, mengapa di Indonesia belum ada ya...? Belum ada atau belum "ngeh" ni para pakar dan akademisi jurnalistik Indonesia? Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Humas Online: Tips SEO untuk Konten Website

SEO untuk Konten Website
Tips SEO Posting untuk Konten Website Instansi/Perusahaan agar tulisan mudah diindeks Google dan dibaca user.

SALAH satu tugas bidang Public Relation (PR) atau Humas adalah mengelola media online untuk menjalankan PR Online, e-PR, Digital PR, Humas Online, atau kehumasan melalui internet.

Untuk mengelola website instansi/perusahaan dengan baik, Humas Online harus mengisi website dengan konten yang baik pula, termasuk melakukan optimasi SEO (Search Engine Optimization) agar posting cepat terindeks mesin pencari dan diklik user (pembaca).

Berikut ini tips SEO konten website yang disadur dan dikembangkan dari Digital PR Tip Sheet: SEO for News Content.

10 Tips SEO untuk Konten Website Instansi/Perusahaan

Ada 10 tips yang bisa membantu kita untuk meningkatkan ranking website di Google dan mesin pencari lainnya:

1. Riset Kata Kunci
Lakukan riset kata kunci (keyword research) agar kita menggunakan kata atau frasa yang benar-benar dicari orang atau sedang hangat dibicarakan, dalam konten berita (news content). 

Untuk riset ini, kita bisa menggunakan:
  • Google trends – http://www.google.com/trends 
  • Twitter trends – http://trendsmap.com 
  • YouTube trends – http://www.youtube.com/trendsdashboard
  • Google Adwords - http://www.adwords.google.com
  • Data kata kunci di Alexa, Google Analytic, dan pemantau trafik online lainnya.
Selain itu, lakukan proses "self-thinking" berikut ini:
  • Apakah kata kunci yang digunakan relevan dengan konten web?
  • Apakah user bisa menemukan tulisan kita ketika mereka menggunakan kata kunci ini?
  • Apa kira-kira kata kunci yang dituliskan user di Google untuk mencari artikel yang mau kita tulis?
2. Gunakan Frasa Kunci di Judul
Tampilkan frasa kunci utama (main key phrase) di judul news release, posting blog, atau halaman web.  

3. Hindari Duplicate Content
Jangan pernah artikel yang menyalin atau duplikat dari konten website lain (copy paste) atau tulisan yang sama dengan yang sudah dipublish. Google lebih suka tulisan yang fresh dan original.

4. Asli dan Menarik
Pastikan SEMUA konten PR Anda asli, menarik, ditulis dengan baik, dan terkait dengan brand instansi/perusahaan.

5. Gunakan Link Internal
Tautkan tulisan yang satu dengan tulisan lain yang berkaitan. Gunakan frasa dalam anchor text, bukan "klik di sini".

6. Share ke Media Sosial
Share, bagikan, atau posting tulisan di website ke media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan LinkedIn.

7. Tambahkan Gambar dan Video
Biar lebih menarik, tambahkan gambar, foto, dan/atau video yang relevan. Ini akan menambah nilai SEO dan peluang muncul di hasil pencarian.

8. Kata Kunci di Gambar dan Video
Gunakan kata kunci di nama file gambar, "image title", dan "alt text" gambar, juga di deskripsi video.

9. Dapatkan Back Link
Dapatkan backlink, inbound link, dari web partner. Link ini akan meningkatkan rangking di Google.

10. Update!
Lakukan update secara reguler. Google mencari kesegaran dan orisinalitas (freshness and originality). User juga suka share dan nge-link ke konten yang menarik dan bermanfaat.

Paling tidak, update akan menambah konten web yang berarti menambah perbendaharaan database Google pada website Anda. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Komunikasi Publik: Pengertian dan Ruang Lingkup

Komunikasi Publik: Pengertian dan Ruang Lingkup

Komunikasi Publik (Public Communication) adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak.


Pengertian Komunikasi Publik

Komunikasi Publik (Komunikasi Publik) adalah salah satu jenis atau bentuk komunikasi, selain komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok (group communcation), komunikasi organisasi (organization communication), dan komunikasi massa (mass communication).

Komunikasi Publik dikenal dengan banyak nama/istilah –urusan publik (public affairs), informasi publik (public information), dan hubungan publik (public relation) atau humas (hubungan masyarakat).

Secara praktis, pengertian komunikasi publik digambarkan dengan baik oleh situs School of Communication American University berikut ini:
It’s at the heart of our economy, society, and politics. Studios use it to promote their films. Politicians use it to get elected. Businesses use it to burnish their image. Advocates use it to promote social causes.
It’s a field built on ideas and images, persuasion and information, strategy and tactics. No policy or product can succeed without a smart message targeted to the right audience in creative and innovative ways. The ability to communicate this way – to communicate strategically – is what our programs are all about.
Jika merujuk pada definisi website versi Google, maka akan didapat pengertian komunikasi publik sebagai berikut:
Public communication is any communication by means of television (including cable and satellite), radio, newspaper, magazine, billboard, mass mailing, telephone bank or any other form of general public political advertising. Communications over the Internet are not included in the definition of public communication. (http://www.fec.gov/press/bkgnd/bcra_definitions.shtml).

Komunikasi Publik vs Komunikasi Massa

Komunikasi Publik sering pula disebut sebagai komunikasi massa (mass communication), meski komunikasi massa lebih spesifik, yakni komunikasi melalui media massa (communicating with media).

Komunikasi publik lebih luas daripada komunikasi massa. Komunikasi massa ”hanya” menggunakan media massa, seperti suratkabar, majalah, website, radio, dan televisi. Komunikasi publik lebih luas lagi. 

Selain menggunakan media massa, komunikasi publik juga menggunakan e-mail, blog, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, Yahoo Messengger, Handphone (SMS), dan medium lain yang bisa menjangkau khalayak luas/banyak seperti aksi demo, seminar, diskusi, dan sebagainya.

Jadi, komunikasi publik merupakan kombinasi antara hubungan dengan media masa (media relations), jangkauan komunitas (community outreach), komunikasi krisis (crisis communication), relasi pelanggan (customer relations), perencanaan acara (event planning), komunikasi risiko (risk communication).

Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. 

Media Komunikasi Publik

Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik:
  1. Media Massa
  2. Orasi pada rapat umum 
  3. Aksi demonstrasi
  4. Blog
  5. Situs Jejaring Sosial
  6. Kolom komentar di website/blog
  7. E-mail, milis
  8. SMS
  9. Surat
  10. Surat Pembaca
  11. Reklame 
  12. Spanduk

Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Aktor Komunikasi Publik

Komunikasi Publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi komunikasi saat ini membuat semua orang bisa melakukan komuniksi publik. Sekadar contoh, jika kita memposting sebuah komentar pada sebuah kolom komentar yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik. Jika kita mengatakan sesuatu di ruang publik yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik.

Ciri utama Komunikasi Publik adalah berisi pesan yang penting diketahui publik –dikenal dengan Informasi Publik. Yang dikomunikasikan menyangkut urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan menggugah orang banyak.

Sebagai contoh, lembaga-lembaga survei selalu mengumumkan hasil surveinya kepada media massa, pengamat yang tidak diwawancara media mengirimkan komentarnya tentang isu aktual kepada wartawan, dan sebagainya. (Diolah dari berbagai sumber, www.romelteamedia.com).*

Jurnalistik Online: Jurnalistik Masa Depan

Jurnalistik Online: Jurnalistik Masa Depan
Summary: Berbagai keunggulan jurnalistik online menjadikan "jurnalisme baru generasi ketiga" ini sebagai jurnalistik masa depan. 


Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalistik Online (Online Journalism) adalah pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet. "Online journalism is defined as the reporting of facts when produced and distributed via the Internet" (Wikipedia).

Dulu, jurnalistik "hanya" berlaku di suratkabar (koran), majalah, radio, televisi, dan film --lima media komunikasi massa yang dikenal dengan sebutan "The Big Five of Mass Media" (Lima Besar Media Massa).

Kini, jurnalistik juga berlaku di internet atau media online sehingga melahirkan "ilmu baru" bernama jurnalistik online (online journalism). Istilah lainnya:
  1. Internet Journalism (jurnalistik internet), 
  2. Website Journalism (jurnalistrik webiste), 
  3. Digital Journalism, 
  4. Daring Journalism, 
  5. Headline Journalism (jurnalistik judul).
Jurnalistik Online bahkan cepat berkembang dengan memunculkan "jurnalistik baru" yang masih dalam lingkup jurnalistik online: mobile journalism (jurnalistik mobil), yaitu aktivitas jurnalistik melalui mobile device --mobile phone, smarphone, tablet computer, dsb.

Mobile Journalism kian mempercepat proses penulisan dan penyebarluasan berita di media online. Wartawan bisa melaporkan peristiwa (menulis berita) kapan dan di mana saja, bahkan saat sebuah peristiwa sedang berlangsung.

Jurnalistik Online juga memperkuat atau menumbuhkembangkan jurnalisme warga (citizen journalism) dengan memanfaatkan blog atau media sosial (social media). Kini, setiap orang bisa menjadi wartawan, dalam pengertian meliput peristiwa dan melaporkannya melalui internet.

Perbedaan Jurnalistik Online dan Jurnalistik Tradisional/Konvensional

Dalam hal teknik reportase --wawancara, riset data, observasi, tidak ada perbedaan antara jurnalistik online dan jurnalistik konvensional (cetak dan elektronik).

Pembeda utamanya adalah format dan gaya penulisan (online writing style) menyangkut aspek keterbacaan (readability) dan keterpindaian (scannability) mengingat berita online dikonsumsi pembaca memalui "layar" (screen) komputer.

Format dan gaya penulisan karya jurnalistik online pun berbeda dengan jurnalistik konvensional, disesuaikan dengan cara pembaca media online (how user read on the web).

Karakteristik Jurnalistik Online: Keunggulan

Karakteristik jurnalistik online sekaligus menjadi keunggulannya, dikemukakan James C. Foust dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005).

1. Audience Control. Kendali pembaca. Jurnalistik online memungkinkan pembaca (user/visitor) leluasa dalam memilih berita yang diinginkan. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu berita ke berita lain atau dari satu portal berita ke website lain.

2. Nonlienarity. Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. Pembaca bisa memulai dengan berita terbaru, bahkan bisa mulai dengan berita yang diposting satu-dua tahun lalu.

3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan, terarsipkan, atau terdokumentasikan dan diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.

4. Unlimited Space. Ruang tanpa batas. Jurnalistik online relatif tanpa ada batasan jumlah berita atau informasi yang akan dipublikasikan, juga relatif tanpa batasan jumlah huruf dan kata/kalimat. Berbeda dengan media cetak yang dibatasi kolom/halaman atau radio/televisi yang dibatasi durasi (waktu).

5. Immediacy. Kesegeraan, kecepatan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada pembaca. Internet adalah medium tercepat untuk menyebarkan informasi.

6. Multimedia Capability. Kemampuan multimedia. Jurnalisme online memungkinkan berita disampaikan tidak hanya dalam format teks, tapi juga bisa dilengkapi audio dan video.

7. Interactivity. Interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca dalam setiap berita, dengan adanya kolom komentar dan/atau fasilitas media sosial yang memungkinan pembaca menyebarkan/membagi (share) berita di akun media sosial.

Berbagai keunggulan jurnalistik online menjadikan "jurnalisme baru generasi ketiga" ini sebagai jurnalistik masa depan.

Jurnalistik Masa Depan

Sifat multimedia pada jurnalistik online menjadikannya sebagai jurnalistik masa depan: wartawan tidak hanya menyusun teks berita dan menampilkan foto, tapi juga melengkapinya dengan suara dan gambar (audio-video).

Dengan jurnalistik online pula, kini tidak ada lagi istilah “berita tidak dapat dipublikasikan” alias hanya menjadi arsip tulisan di komputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak memuat beritanya, ia dapat memuatnya di blog atau situs jejaring sosial.

Selain itu, kini publik tidak lagi semata tergantung pada media-media konvensional untuk mengikutin perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apa pun.

“Budaya Internet” kian kuat di kalangan masyarakat berkat kehadiran situs-situs “mesin pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, Bing, dan Ask. Dengan hanya mengetikkan kata kunci di situs mesin pencari itu, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.

Dalam catatan Wikipedia, perkembangan internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka --dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce dan “online store” atau “bisnis online” pun bermunculan. Wasalam. (http://www.romelteamedia.com).*

Daftar Pustaka
  1. Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online. Bandung. Nuansa Cendikia.
  2. James C. Foust. 2005. Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web. Holcomb Hathaway Publisher.

Cara Memunculkan Deskripsi Posting Blog Saat Share Facebook

Cara Memunculkan Deskripsi Posting Blog Saat Share Facebook
KETIKA kita share posting blog ke Facebook, kadang (sering?) yang muncul cuma judulnya doang, gak ada alinea pertama atau istilahnya "deskripsi posting".

Nah, tips ini adalah cara menampilkan atau memunculkan Deskripsi Posting Blog saat kita Share ke Facebook: 

1. Simpan kode berikut ini, tepat di atas kode <data:post.body/>
Jika ada lebih dari satu <data:post.body/>, simpan di atas kode <data:post.body/> yang kedua. 

<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'>
<b:if cond='data:post.snippet'>
<meta expr:content='data:post.snippet' name='description'/>
</b:if>
</b:if>


2. Tambahkan <p> dan </p> di antara kode <data:post.body/>, yaitu menjadi <p><data:post.body/></p>

3. Tes salah satu posting dengan cara copy link postingnya, lalu paste di Debugger Facebook.

4. Save!

Selamat, deskripsi posting alias kutipan alinea pertama posting blog Anda sekarang muncul saat di-share ke Facebook!

Teknik Menulis di Media Online - Jurnalistik Online

Teknik Menulis di Media Online - Jurnalistik Online
Teknik Menulis di Media Online
Oleh Asep Syamsul M. Romli

Pengertian Media Online

Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.
Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku-- dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video.

Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet” (wikipedia).

Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.

Isi Media Online

Isi media online terdiri: 
  1. Teks
  2. Visual/Gambar
  3. Audio
  4. Audio-Visual (Video)

Karakteristik Media Online

  1. Kapasitas luas --halaman web bisa menampung naskah sangat panjang 
  2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja. 
  3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat. 
  4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang. 
  5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet. 
  6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian. 
  7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja. 
  8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb. 
  9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search). 
  10. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji. 

Pengertian Jurnalistik Online

Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online journalism) –disebut juga cyber journalism.

Per definisi, jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).

Jurnalisme online adalah ”jurnalisme judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran. Tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat dan padat. Kelengkapan informasi tetap terjaga karena ada ”berita/tulisan terkait” (linkage).

Keunggulan Jurnalistik Online

Keunggulan jurnalisme online secara detail dikemukakan James C. Foust dalam bukunya, Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web (2005):
  1. Audience Control --audiens lebih leluasa dalam memilih berita. 
  2. Nonlienarity --tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan. 
  3. Storage and retrieval --berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah. 
  4. Unlimited Space –memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya. 
  5. Immediacy --cepat dan langsung. 
  6. Multimedia Capability –bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita. 
  7. Interactivity --memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca. 

Jenis Tulisan di Media Online

Jenis tulisan media online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya, yakni news, views, dan feature (paduan news & news).
  1. News, Berita –laporan peristiwa, rekonstruksi kejadian, disusun dengan paduan unsur 5W+1H (What,Who, When, Where, Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita. [Rumus Standard Penulisan Berita: Who does What Where When Why How). 
  2. Views, Opini –tulisan berisikan opini, pendapat, atau analisis tentang suatu peristiwa atau masalah. Struktur penulisan: judul, penulis, opening, body, closing. 
  3. Feature –tulisan berisi paduan antara fakta dan opini. Struktur tulisan: judul, lead, body, closing. Masuk dalam kategori feature a.l. tips, biografi, pengalaman, ”curhat”, dan catatan perjalanan. 

Karakter Pembaca Media Online

  1. Menilai situs dalam seperduapuluh detik! 
  2. Melihat, pindai, baru membaca 
  3. Sekitar 80% memindai (melihat dari kiri atas ke kanan), lalu gambar, grafis, desain. 
  4. Umumnya ingin membaca tulisan di internet secara cepat –pembaca judul dan lead. 
  5. Pertama kali melihat teks (78%), bukan foto atau grafik. 
  6. Secara umum, user pertama kali tertarik pada judul, ringkasan tulisan, atau caption. 
  7. Tidak membaca kata per kata, tetapi lebih banyak memindai (scan) (79%, hanya 16% yang membaca kata per kata) tampilan situs, terutama kata-kata yang di-highlight, jenis huruf berbeda, penyajian dengan butir-butir (numerik/bullet/numbering). 
  8. Lebih menyukai judul yang tepat pada sasaran (straightforward) dibandingkan judul yang lucu atau cantik. 
  9. Membaca ringkasan atau tulisan pendek --karena membaca di layar monitor komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca media cetak. 
  10. Tidak berlama-lama di satu situs. User tidak sabaran, memiliki wewenang penuh untuk pindah atau tetap di satu situs. 
  11. Kunjungan selama 10 menit sudah termasuk lama. 
  12. Daya tahan mata di depan layar monitor terbatas. 

Gaya Penulisan di Media Online

  1. Menyesuaikan dengan karakter pembaca, gaya bahasa jurnalisme online hendaknya: ringkas, padat, to the point. 
  2. Judul sederhana dan padat. 
  3. Tulisan mudah dipindai memindai (scannable), misalnya dengan subjudul (maksimum tiap lima paragraf), highlight kata-kata penting dengan warna berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf, hypertext/hyperlink. 
  4. Tulisan pendek lebih disukai. Jumlah kata paling banyak 50% dari media cetak. 
  5. Alinea pendek. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter atau maksimal lima baris (lines). 
  6. Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak antar-alinea. 
  7. Uraian panjang dipecah-pecah menjadi beberapa judul, sambungkan melalui multiple hyperlink. 
  8. Pembaca tidak suka tulisan panjang dan harus men-scroll jauh ke bawah. 
  9. Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah (bullets or numbering). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea panjang. 
  10. Terapkan prinsip Piramida Terbalik -- yang penting di atas, uraian selanjutnya. 
  11. Gunakan bahasa sederhana dan ”informal” untuk tulisan opini (artikel) dan feature. 
  12. Pendekatan ”Piramida Terbalik” lebih intens digunakan dalam penulisan berita online, yaitu benar-benar mengedepankan yang paling penting dan mendesak diketahui pembaca. 
  13. Bahasa Jurnalistik (language of mass media) juga kian penting berperan mengingat karakter bahasa jurnalistik yang lugas, ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.

The 10 Commandments of Internet Writing

By Garth A. Buchholz, Webpronews.com
1. Online content is informally written.
2. Online content is not just about words.
3. Words are graphical images, too.
4. Layout and design are critical in a visual medium like the Web.
5. Chunk it out, chunk it down. (broke into smaller blocks of text separated by a break) or "chunked down" (shortened).
6. Write strong meta-content (headlines, subheads, cutlines, labels, etc).
7. Don't reinvent the wheel - just link to it.
8. Use the traditional newspaper structure of "inverted pyramid" writing.
9. Make the writing compelling, personal and energetic.
10. Know your Internet community.

Tips1 Writing for Website

Robert Niles,”How to write for the Web”, The Online Journalism Review:
  1. Short –ringkas, the shorter the better. 
  2. Active voice –gunakan kalimat aktif. 
  3. Strong verbs –pilih kata kerja yang kuat. 
  4. Contextual hyperlinking –lengkapi dengan tautan informasi terkait; memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung. 
  5. Use formatting –gunakan variasi tampilan huru atau kalimat (), misalnya dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan (blockquotes). 
  6. Easy to read – mudah dibaca; jangan ada blok teks/alinea yang lebih dari lima baris. “No block of text more than five lines on the screen.” 

Tips2 Desain Media Online 

  1. Layout Sederhana. 
  2. Tidak terlalu dinamis dengan animasi berlebihan. 
  3. Gunakan foto atau video terkait. 
  4. Tempatkan iklan dengan tepat agar tidak mengganggu pembaca.
  5. Hindari font aneh dan berwarna terang.
  6. Gunakan EYD/kata baku. 
  7. Hindari background musik automatic play. 
  8. Hindari Windows Pop Up.
  9. Informasi kontak/contact form. 
  10. Kolom komentar 
  11. Cerita apa pun dapat diceritakan dalam 800 kata — pedoman yang baik untuk tulisan online. 

Menulis Posting yang SEO Friendly

1. EYD/Baku
2. Logis/SPOK
3. Panjang 300-500 kata. Maks. 800 kata.
4. Satu paragraf terdiri atas 3-5 kalimat
5. Hindari bahasa slank/bahasa gaul.
6. Akurat, tidak salah ketik.
7. Gunakan kata kunci di judul, lead, body, dan penutup.

Tata Bahasa: Beberapa Kesalahan

1. ”Dan” di awal kalimat.
2. Kata Mubazir: sementara itu, dalam rangka, perlu diketahui, seperti kita ketahui, dapat ditambahkan, selanjutnya, adapun.

3. “Sehingga” di awal kalimat.
4. Bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk “di mana” (padanan dalam bahasa Inggris adalah “who”, “whom”, “which”, atau “where”) atau variasinya (”dalam mana”, dengan mana”, “hal mana”, “dalam pada itu”, “yang mana” dan sebagainya).

5. Angka di awal judul --12 Orang Tewas Tertimbun Longsor. Mestinya, “Dua Belas Orang Tewas…”, “Belasan Orang Tewas Tertimbun Longsor”, atau “Longsor Tewaskan 12 Orang”.

6. Pasangan kata: baik… maupun….; tidak hanya…. tapi juga....; tidak.... tetapi; bukan... melainkan....

Formula Menulis Berita: 5W+1H

  1. WHO does WHAT When Where Why How (SIAPA melakukan APA di mana, kapan, kenapa, bagaimana)
  2. WHO says WHAT WWWH
  3. WHAT said by WHO WWWH
Note: Formula di atas bisa dijadikan paragraf pembuka tulisan artikel atau feature.

By Asep Syamsul M. Romli a.k.a Kang Romel
Praktisi media: wartawan, penulis, penyiar, blogger, webdesigner, dosen, trainer, konsultan media, public speaker. Alumnus Hubungan Internasional FISIP Unpad. Tinggal di Bandung, Jawa Barat. Website: www.romelteamedia.com. Email: romeltea@yahoo.com

Pemenang Pilpres 2014 (Seharusnya) Prabowo-Hatta

Pemenang Pilpres 2014 (Seharusnya) Prabowo-Hatta
TO the point aja, pemenang Pilpres 2014 (seharusnya) adalah pasangan Prabowo-Hatta. Alasannya, di atas kertas, mengacu pada jumlah suara Hasil Resmi Pemilu Legislatif 2014, jumlah koalisi merah putih yang mengusung pasangan capres-cawapres nomor 1 ini unggul atas jumlah suara koalisi PDIP cs yang mengusung capres-cawaperes no. 2 Jokowi-JK.

Sekali ini, ini berdasarkan perhitungan "di atas kertas".

Dari sisi dukungan partai, posisi Prabowo-Hatta jelas unggul karena didukung enam partai: Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Partai Golkar. Gabungan suara partai politik pengusung Prabowo-Hatta dalam pileg mencapai lebih dari 61 juta suara.

Jumlah suara empat partai pengusung Jokowi-JK --PDIP, PKB, Nasdem, dan Hanura-- hanya mengumpulkan sekitar 51 juta suara

Jadi, 61 lebih besar dari 51 'kan?

Mari kita lihat lagi Hasil Resmi Pemilu Legislatif 2014:

  1. PDIP 23.681.471 suara (18,95%)
  2. Golkar 18.432.312 suara (14,75%)
  3. Gerindra 14.760.371 suara (11,81%)
  4. Partai Demokrat 12.728.913 suara (10,9%)
  5. PKB 11.298.950 suara (9,04%)
  6. PAN 9.481.621 suara (7,59%)
  7. PKS 8.480.204 suara (6,79%)
  8. Nasdem 8.402.812 suara (6,72%)
  9. PPP 8.157.488 suara (6,53%)
  10. Hanura 6.579.498 suara (5,26%)
  11. PBB 1.825.750 suara (1,46%)
  12. PKPI 1.143.094 suara (0,91%)

Modal Suara Prabowo-Hatta 61 Juta

Dari data tersebut, maka koalisi merah putih yang mengusung Prabowo-Hatta punya "modal suara" sebesar.....
  1. Gerindra 14.760.371 suara (11,81%)
  2. PAN 9.481.621 suara (7,59%)
  3. PKS 8.480.204 suara (6,79%)
  4. PPP 8.157.488 suara (6,53%)
  5. Golkar 18.432.312 suara (14,75%)
  6. PBB 1.825.750 suara (1,46%)
Total Jumlah Suara: 61.137.746

Belum lagi kalau ditambah suara Partai Demokrat 12.728.913 suara (10,9%) yang kemungkinan mengarah ke pasangan Prabowo-Hatta. Jika ditambahkan, maka modal suara Prabowo menjadi 73 juta suara.

Modal Suara Jokowi-JK 51 Juta

Jumlah itu unggul atas koalisi PDIP-Nasdem-PKB-Hanura yang punya modal suara....
  1. PDIP 23.681.471 suara (18,95%)
  2. PKB 11.298.950 suara (9,04%)
  3. Nasdem 8.402.812 suara (6,72%)
  4. Hanura 6.579.498 suara (5,26%)
Total Suara: 51.962.831

Mohon dihitung kembali ya, soalnya matematika saya "5" saat sekolah dulu, he he.....

Dengan data di atas, maka tidak heran jika belakangan, hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-JK. Tapi, ingat ya.... lembaga survei sudah menurun kredibilitasnya karena hasil survei mereka terbukti keliru saat Pemilu Legislatif. (Baca: Menggugat Lembaga Survei).

Data hasil pemilu legislatif yang menunjukkan Gerindra sebagai Pemenang Pileg 2014, juga menjadi indikasi keunggulan Prabowo atas Jokowi.

Kini, masalahnya adalah... apakah ke-61 juta suara  akan loyal pada partainya dan memilih Prabowo dalam Pilpres 9 Juli nanti? Apalah ke-51 juta juga loyal kepada partai yang dipilihnya dalam Pileg dan memilih Jokowi dalam Pilpres?

Jika jawabannya "pilihan partai sama dengan pilihan capres", ya sudah... Prabowo pemenangnya. Maka, menjadi tugas Tim Sukses Prabowo-Hatta untuk minimal mempertahankan modal suara itu.

Di sisi lain, menjadi tugas berat Timses Jokowi-JK untuk menggerus jumlah modal suara Prabowo dan mengalihkannya kepada Jokowi. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Pilpres Kali Ini Sungguh Mengerikan!

Pilpres 2014 Mengerikan
PEMILIHAN presiden (Pilpres) kali ini, 9 Juli 2014, bagi saya sungguh mengerikan! Suasananya begitu panas, setidaknya di media sosial yang hampir setiap hari saya "tengok".

Para pendukung capres seakan-akan berlomba-lomba nge-share informasi tentang keburukan capres lainnya, bahkan dengan sumpah-serapah, kata-kata kasar, kadang dibumbui komentar ala "pengamat".

Kadang muncul pertanyaan bernada "buruk sangka", "Bakal dapat apaan sih tu orang kalo jagoannya menang?" 

"Oh.... mungkin dia tim sukses yang memang ada anggarannya kali?" "Nafsu amat sih tu orang, nyaris tiap hari nge-share info tentang keburukan capres lain!"

Mengerikan! Akan lebih kasar lagikah komentar mereka jika "jagoannya" nanti kalah? Terbayang, bagaimana "membaranya" media sosial --Facebook dan Twitter-- usai Pilpres nanti. Bara apinya saja sudah kian membesar saat ini.

Dijanjikan Apa Sih?

Saya jadi teringat semasa kuliah dulu. Saya "dicekoki" berbagai teori politik, salah satunya dari Harold Dwight Lasswell --ilmuwan politik dan teoris komunikasi dari Amrik. Dia bilang, "Politics is who gets what, when, and how."

Kata Lasweel, politik adalah siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana. Nah, kira-kira, mereka yang tiba-tiba begitu bersemangat banget pisan sekali kampanye buat capres jagoannya, getol amiirrrr nge-share info keburukan capres lain.... DAPAT APA? KAPAN? BAGAIMANA?

Jika jagoannya menang, dia dapat apa? Jabatan menterikah? Masuk akal, jika yang bersemangat kampanye itu "orang Jakarta" sana yang ada di "lingkaran inti" capres, misalnya dari kalangan parpol pengusung.

Nah, di media sosial itu, juga di komentar-komentar berita media online, mereka kayaknya "orang biasa" aja deh.... sama seperti saya..... yang naga-naganya "will get NOTHING" jika jagoannya menang atau kalah, kecuali "sekadar" rasa senang dan kecewa.

Hebatnya lagi, ada penggalangan dana, ada relawan, dan entah apa lagi. Semoga saja mereka juga tidak melupakan penggalangan dana sedekah dan relawan buat kaum dhuafa yang lebih membutuhkan. Amin......!

Semangat membela capres tertentu itu sedikit saya pahami, ketika saya cukup sedih melihat Inggris kalah dari Italia dan senang melihat Jerman mengalahkan Portugal. Dipikir-pikir.... buat apa saya sedih? Buat apa saya senang?

Toh, kalo Inggris menang, saya cuma merasa senang dengan alasan yang saya juga tidak tahu, kenapa saya dukung Inggris dan Jerman?

Tapi kalo soal capres ini lain sama bola! Ini soal pemimpin negara. Soal "Ulil Amri". So...? (Speechless... I have no words!)

Kekuatan Media

Panasnya suasana Pilpres kali ini, selain kandidatnya cuma dua, adalah "kompor" yang manas-manasin.

Sang kompor tidak lain adalah media massa atau wartawan yang sudah tidak lagi "netral". Dalam perspektif jurnalistik, ini barangkali yang disebut "sisi gelap jurnalisme" (dark side of journalism), yakni ketika jurnalistik "dimanfaatkan" atau digunakan sebagai alat propaganda.

Dari angle pemberitaannya, kita bisa tahu, minimal menebak, siapa capres yang "dibela" sebuah media. Jangan bicarakan soal Metro TV dan TV One yang sudah jelas keperpihakannya karena keterang-benderangan kubu politik sang pemilik keduanya.

Saat ini media sedang "adu kuat" dalam mendukung salah satu capres. Saya jadi ingat ucapan seorang pengamat media yang mengatakan: "Media sektarian [berpihak pada kelompok tertentu] itu akan merugi bagi dari sisi komersial  maupun ideal".

Media memang tidak bisa netral. Tidak ada kamus "netral" dalam literatur jurnalistik. Yang ada adalah "independensi", kebebasan pers, kemerdekaan pers, yakni merdeka memberitakan apa saja yang penting bagi kebaikan publik, dengan berpegang pada prinisp verifikasi, konfirmasi, berimbang, akurat, dan HANYA mengabdi kepada kebenaran dan publik.

Setidaknya, itulah prinsip dasar jurnalisme yang dirumuskan Bill Kovach dalam The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and The Public Should Expect.

Saya paham, para wartawan yang bekerja di sebuah media, akan kehilangan idealisme dan independensinya, manakala sang pemilik media sudah menentukan "arah berita" (editorial policy) yang harus memihak. Pemodal atau pemilik media adalah penikmat kebebasan pers sesungguhnya!

Pilpres Kali Ini Sungguh Mengerikan!

Sekali lagi, saya merasa "ngeri" (kalo bilangnya "prihatin" takut dikira niru gaya "seseorang") melihat situasi panas-membara di media, terutama media sosial, yang "perang informasi", kampanye negatif (negative campaign), bahkan kampanye hitam (black campaign).

Saya ngeri membaca sejumlah (atau banyak) berita media online yang penuh rekayasa alias manipulasi, guna menggiring atau membentuk opini publik (public opinion).

Tapi, dari lubuk hati yang paling dalam, saya yakin, wartawan profesional tetap loyal pada kebenaran (truth), yakni fakta (fact is sacre!) dan kepentingan publik. 

Betapa indah konsep Kovach ini: "Jangan menambah atau mengarang apa pun; Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar!"

Tapi konsep Kovach akan berantakan jika media sudah menjadi corong kelompok kepentingan politik. What do you think? Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Bandung, 17 Juni 2014
Ilustrasi gambar: pinjen sama deteksi.co

Pengertian Blog dan Jenis-Jenisnya

pengertian blog
Apa pengertian blog? Jenisnya apa saja? Apa beda blog dengan website? Apa pula yang disebut microblog dan spam blog?

Pengertian Blog

Blog –singkatan dari web log— adalah situs berisi informasi yang dipublikasikan di World Wide Web, yakni sistem dokumen hypertext (teks yang merujuk pada teks lainnya) yang saling terkait dan bisa diakses melalui intenet. (Wikipedia)

Secara bahasa (Inggris), web artinya jaringan; log artinya buku harian atau catatan. Dengan demikian, blog bisa dikatakan sebagai catatan harian yang tersaji secara online (online diary), yaitu catatan pribadi seorang blogger (pemilik blog) tentang apa saja yang ia alami, rasakan, dan ketahui.

Dari berbagai definisi blog yang bisa kita temukan via Googling, umumnya ada kata-kata "tulisan yang tampil dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama)", meskipun tidak selamanya demikian. Salah satunya mengatakan:
Aa blog is a type of website that is usually arranged in chronological order from the most recent ‘post’ (or entry) at the top of the main page to the older entries towards the bottom.

Pengertian blog paling umum dan mudah dipahami adalah definisi dari Computer Glossary of Terms yang mencantumkan tiga istilah sekaligus: blog, blogging, dan blogger:
‘From “Web log.” A blog is basically a journal that is available on the web. The activity of updating a blog is “blogging” and someone who keeps a blog is a “blogger.”

Blog pada dasarnya adalah jurnal yang ada di web. Aktivitas updatenya disebut blogging dan seseorang yang "ngeblog" disebut blogger.

Bedanya dengan Website

Blog itu bagian dari website (situs web). Dengan kata lain, sebuah blog sudah pasti sebuah website, tapi sebuah website belum tentu sebuah blog.

Ibaratnya, website itu sebuah rumah. Yang namanya rumah, tentu ada kamar-kamar (ruangan), seperti ruang tamu, ruang tidur, dapur, dll. Nah, blog itu ibaratnya salah satu kamar (ruangan) dalam rumah (website) itu.

Satu hal yang menarik, menurut Jeff Korhan, Google menyukai blog karena konten yang dipublikasikannya itu segar, relevan, dan aktual. Jika berkualitas tinggi, justru blog yang biasanya ada di peringkat teratas hasil pencarian Google.
Google loves blogs because the content they publish is fresh. Fresh content is relevant. It’s current. If it also happens to be high quality, it quickly rises to the top of Google search. 

Perbedaan blog dan website biasanya dilihat dari sisi:
  1. Kepemilikan
  2. Tampilan
  3. Domain - Hosting
  4. Gaya Bahasa

Blog biasanya dimiliki individu atau perorangan yang hobi menulis yang disebut blogger. Website biasanya dimiliki lembaga atau perusahaan.

Namun, banyak juga lembaga/perusahaan memilih jenis blog sebagai situs webnya --dengan menggunakan nama domain sendiri (cutom domain) atau blog selfhosting dengan menggunakan CMS Wordpress misalnya.

Tampilan blog biasanya lebih simple daripada website. Namun, dengan platform blogger (blogspot.com), tampilan blog bisa lebih bagus dari website. Banyak template blog yang keren dan bagus, layaknya web profesional. (Lihat misalnya: Template Blog SEO Responsif).

Gaya bahasa blog biasanya personal, gaya ngobrol atau percakapan. Namun, blog yang dimiliki lembaga juga menggunakan gaya bahasa "formal" layaknya website.

Barangkali pembeda utama blog dan website saat ini adalah dari sisi domain hosting. Blog itu situs dengan doman dan hosting gratis (free hosting), sedangkan website berbayar (sewa doman dan hosting/server sendiri).

Sejarah Blog

Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002.

Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,dari sebuah catatan harian, media publikasi lembaga, sampai media promosi dan bisnis. (Sejarah Blog Selengkapnya).

Platform Blog

Sejak kehadiran blogger, bermunculan situs penyedia blog gratis sehingga menjadi alternatif bagi para blogger untuk membuat blog. Situs The Next Web mencatat 15 platform blog terbaik di dunia saat ini.
  1. WordPress (Wordpress.com dan Wordpress.org)
  2. Blogger (Blogspot.com)
  3. Tumblr
  4. Medium
  5. Svbtle
  6. Quora
  7. Postach.io
  8. Google+
  9. Facebook Notes
  10. SETT
  11. Ghost
  12. Squarespace
  13. Typepad
  14. Posthaven
  15. LinkedIn Influencers
Berdasarkan rangking popularitas di Alexa, ada dua platform blog teratas atau paling banyak dikunjung user di level global, yaitu:
  1. Blogger/Blogspot
  2. Wordpress

Jenis-Jenis Blog 

Berdasarkan Platform
  1. Free Blog, seperti blogger/blogspot, wordpress, dll.
  2. Self-Hosting Blog, seperti wordpress.org, joomla, drupal, dll.
  3. Citizen Journalism Blog, seperti kompasiana, blogdetik, dll.
Berdasarkan Format Isi (Konten)
  1. Vlog. Vlog = Video Blogging = Vlogging,  yaitu blog dengan konten utama berupa video.
  2. Photoblog. Disingkat Phlog yaitu blog dengan konten utama foto.
  3. Audioblog Blog berisi rekaman vokal atau suara sebagai konten utama, misalnya Podcast dan MP3 blog atau musicblog, yang memungkinakan file musiknya bisa di-download.
  4. Microblog. Microblogging yaitu ngeblog dengan tulisan atau teks terbatas, di bawah 200 karakter, seperti Twitter, Facebook, MySpace, dan LinkedIn. Namun, Facebok saat ini memungkinkan Facebooker menulis status panjang, plus fasilitas Facebook Note.
  5. Niche Blog, blog dengan tema khusus atau berisi topik tertentu, misalnya blog kesehatan, blog politik, dll.
  6. General Blog, blog yang berisi berbagai macam topik, tidak khusus tema tertentu.

Berdasarkan Tema
Jenis blog berdasarkan tema sangatlah banyak, mulai dari:
  1. Blog pribadi (berisi curhat atau catatan pribadi)
  2. Blog politik
  3. Blog kesehatan
  4. Blog mode (fashion blog)
  5. Blog agama
  6. Blog bisnis (toko online)
  7. Blog "asal ada" (dibuat tapi 'gak diupdate-update!).
Ada juga jenis blog lain yang menjadi "common enemy" blogger, yaitu Blog Pengganggu (Spam Blog, Splog). Blog ini hanya berisi tulisan yang "menipu" untuk kepentingan PageRank. Bloggernya sering "blogwalking" untuk berkomentar dengan meninggalkan link aktif atau link hidup (live link).

Wah... banyak juga ya jenis blog! Data di atas pasti masih belum lengkap, ada yang terlewat, silakan lengkapi. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Jangan lewatkan: 20 Manfaat Blog
Kunjungi Panduan Blogging bagi Newbie: Klinik Blogging

Corporate Journalism - Strategi Baru Kehumasan dan Pemasaran

Corporate Journalism
Corporate Journalism (Jurnalistik Korporat/Perusahaan) atau Brand Journalism (Jurnalisme Merek) adalah strategi baru kehumasan dan pemasaran modern. Apa pengertiannya dan bagaimana praktiknya?

SETIAP instansi/perusahaan saat ini memerlukan minimal satu orang jurnalis --karyawan yang memahami dan menguasai jurnalistik.

Sang jurnalis itulah yang menjalankan corporate journalism (jurnalistik korporat) atau brand jornalism (jurnalisme merek) untuk pencitraan, membangun dan menjaga reputasi, kredibilitas, dan mengembangkan pemasaran melalui media.

Pengertian Corporate Journalism

Jurnalistik adalah ilmu, teknik, dan proses peliputan, penulisan, penyuntingan, dan publikasi berita atau informasi aktual melalui media yang menjangkau khalayak banyak. 

Jurnalistik mengajarkan nilai berita, elemen berita, etika pemberitaan, bahasa media (bahasa jurnalistik), angle (point of view, sudut pandang), dan sebagainya hingga menghasilkan produk berita atau tulisan yang menarik, enak dibaca, mudah dipahami, dan "berdampak".

Ketika jurnalistik memasuki wilayah instansi/perusahaan, jadilah ia corporate journalism. Per definisi, corporate journalism --disebut juga "brand journalism" (jurnalisme merek) -- adalah aplikasi skill, pendekatan, dan "mindset" (pola pikir) jurnalisme untuk kepentingan instansi/perusahaan. 

Corporate Journalism mulai populer tahun 2012 ketika CEO & Founder PR Daily, Mark Ragan memperkenalkan konsep brand journalism (jurnalisme merek). Dengan mengombinasikan skill jurnalisme dan brand, konsep ini menjadi trend di antara para pebisnis dalam memperkenalkan merek mereka.

Corporate Journalism (jurnalistik perusahaan) –disebut juga Brand Journalism-- dapat diartikan sebagai aktivitas atau aplikasi jurnalistik di sebuah perusahaan untuk komunikasi pemasaran –promosi dan penjualan produk-- serta publikasi aktivitas perusahaan kepada publik.

Strategi Baru PR/Marketing

Corporate journalism merupakan strategi baru dalam bidang pemasaran sekaligus kehumasan (public relation).

Dengan corporate journalism, sebuah perusahaan tidak hanya memasang iklan atau spanduk untuk berkomunikasi dengan klien atau konsumennya, tapi juga memproduksi sekaligus menyebarkan sendiri berita, artikel, atau feature tentang produk dan aktivitasnya kepada publik melalui media yang mereka miliki.

Situs newsstrategies.com menyebut corporate journalism sebagai “matriks dan mode baru dunia usaha”. "Organisasi besar dan kecil kini tidak lagi mesti bergantung pada media utama untuk mengkomunikasikan (menyebarkan) berita, dengan cara mereka sendiri, secara langsung dan efektif, kepada untuk publik," jelasnya.

"Organizations large and small are finding they can simply bypass mainstream media to communicate their news, in their way, directly and effectively, to their publics.” (newsstrategies.com).

Agar mampu “mengundang” pembaca, menarik pengunjung, sehingga berita yang mereka publikasikan itu dibaca sebanyak mungkin orang, dibutuhkan skills dan kreativitas. Jurnalis perusahaan harus memiliki keterampilan  dan wawasan jurnalistik yang memadai, sebagaimana halnya wartawan profesional.

Laman PR Daily dalam sebuah postingnya, Why brand journalism is the new PR, menyebutkan "brand journalism" (corporate journalism) adalah Humas baru (the new PR) dan lebih efektik ketimbang menebar press releases (siaran pers).

Menurut Lisa Arledge Powell, president of MediaSource, kuncinya adalah memproduksi konten yang benar-benar diinginkan audiens. "Bukan tentang CEO. Bukan tentang merek Anda. Bukan pula tentang apa yang ingin Anda promosikan," katanya.

Sederhananya, jurnalistik korporat membangun reputasi, citra, kredibilitas, dan mempromosikan merek (produk/jasa) "secara tidak langsung" alias secara implisit. 

Corporate Journalism dalam Praktik

Sebuah perusahaan dapat menerbitkan buletin, majalah, atau tabloid untuk menyebarkan beritanya, juga menggunakan "alat komunikasi modern" seperti website/blog dan media sosial.

Harus ada unit atau divisi khusus untuk mengelolanya, termasuk semacam “News Room”. Interaksi dengan publik (klien) akan intensif, seperti menanggapi keluhan, pertanyaan, atau pesanan (order), atau paling tidak "lebih akrab" dengan publik.

Contoh penerapan corporate/brand journalism antara lain situs Coca Cola dan HSBC.

Mari kita simak, kontennya bukan eksplisit promisi, tidak "melulu" beirta internal coca cola dan HSBC, tapi kebanyakan berisi posting menarik tentang "hal lain" yang tetap terkait dengan kedua produk tersebut.

Bandingkan misalnya dengan [maaf ni ya...] situs Telkom yang isinya "melulu" soal telkom dan telkomsel; atau situs PT KAI yang "melulu" berisi info seputar kereta api. Kedua BUMN ini "hanya" menerapkan konsep Corporate Blogging, bukan Corporate/Brand Journalism seperti Coca Cola dan HSBC tadi.

Adakah contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep Corporate/Brand Journalism? Tentu banyak. Saya belum "survei" :)

Tapi setidaknya, sebagai sample, ada Djarum Black (my fav one :) ). Apa konten webnya? Monggo, disimak sendiri ya.... yang jelas bukan ajakan merokok Djarum Black!

Mau contoh konkret lagi? Buka deh DDHK News. Itulah contoh lain penerapan Corporate Journalism, khususnya lembaga nonprofit atau lembaga sosial. Simak isinya, bukan melulu soal Dompet Dhuafa Hong Kong, bahkan "nyaris" tidak ada ajakan "Bayarlah zakat di DDHK!"

Konsep DDHK News adalah "memadukan situs berita dan korporat". Kok saya tahu? Lha.... wong saya "dalangnya", he he... Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Ilustrasi foto: mediasourcetv.com

PR Online - Tugas dan Keterampilan Humas Era Internet

PR - Humas Online
Public Relation (PR) Online merupakan “konsep baru” kehumasan, seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang membentuk “masyarakat internet”. 

Per definisi, PR Online atau Online PR adalah aktivitas kehumasan yang dilakukan melalui media internet.

MASYARAKAT Humas Amerika atau The Public Relations Society of America (PRSA) mengadakan konferensi pada Juni 2013. Salah satu topik yang dibahas adalah keahlian apa yang harus dimiliki Humas profesional (Professional PR Skills) di masa depan.
Salah satu pembicara dalam konferensi tersebut, Arik Hanson, seorang konsultan humas digital, mengemukakan 10 keterampilan yang harus dimiliki praktisi humas profesional, sebagaimana dipublikasikan di blognya, “10 skill the PR Pro of 2022 MUTS have”.

Lebih dari Sekadar Bisa Menulis

Menurut Hanson, keahlian seorang praktisi humas, seperti keterampilan menulis (writing skills), akan lebih penting lagi di masa depan. Demikian pula keterampilan hubungan media (media relations) akan lebih dibutuhkan di era perkembangan pesat media saat ini dan masa depan.
Namun, harus diingat, kemampuan menulis dan hubungan media “hanya” masuk dalam daftar “keahlian tradisional” (traditional skills) seorang praktisi humas. Humas masa depan harus memiliki keahlian lebih dari sekadar bisa menulis dan berkomunikasi dengan kalangan media.

(Kalau saat ini ada praktisi humas yang ‘gak bisa menulis, ketinggalan zaman banget ya, lha… humas yang bisa menulis saja sudah disebut masuk daftar “keterampilan tradisional”, apalagi yang gak bisa nulis!).

Top 10 PR Skills Masa Depan


Berikut ini 10 keahlian yang wajib dimiliki praktisi humas profesional masa depan sebagaimana dikemukakan Hanson:

1. Advertising copywriting
Praktisi humas wajib memiliki keahlian menulis naskah iklan atau promosi, termasuk mengelola media sosial, newsletter elektronik (e-newsletters), Facebook, Google Adwords, dan sebagainya.

2- Video editing/production
Praktisi humas wajib memiliki keahlian memproduksi dan mengedit video. Instansi/perusahaan harus memiliki akun Youtube guna promosi online lewat video yang diproduksi oleh bagian Humas.

3- Mobile
Dalam beberapa tahun ke depan, praktisi humas profesoonal dituntut mampu “bermain” di dunia mobile guna menjalankan strategi promosi dan publikasi.

4-Social content creation/curation
Praktisi humas pro masa depan wajib memiliki kemampuan mengemas konten media sosial. Mereka adalah “penyampai cerita” (storytellers) yang harus piawai dalam komunikasi interpersonal yang menjadi ciri khas komunikasi media sosial.

5-Analytics
Praktisi humas profesional wajib memiliki kemampuan menganalisis audiens, pasar, konsumen, publik, termasuk pemanfaatan Google Analityc website instansi/perusahaannya, juga analisis karakter teman, “likers”, dan anggota grup Facebook.

6- SEO
Era digital menuntut setiap perusahaan, instansi, dan organisasi memiliki website. Guna mendapatkan pengunjung yang banyak dan popularitas website, praktisi humas yang bertugas mengelola website tersebut wajib memiliki keterampilan Search Engine Optimization (SEO Skills), selain keterampilan mengelola konten yang unik, menarik, dan bermanfaat.

7-Speed to information
Kecapatan informasi harus diwaspadai praktisi humas. Ia harus tanggap, responsif, dan mampu memonitor dinamika informasi, terutama yang terkait dengan lembaganya. Pemanfaatan Google Alert , misalnya, menjadi hal wajib bagi praktisi humas pro.

8-Programming skills
Praktisi humas profesional masa depan dituntut memiliki keterampilan pemrograman, seperti manipulasi atau kustomisasi kode CMS WorsPress atau lainnya.

9-Managing virtual teams
Praktisi humas pro masa depan harus mampu membuat dan mengelola tim virtual dengan fokus pada hasil –bukan waktu di kantor.

10-Blogger outreach
Praktisi humas pro masa depan adalah seorang blogger juga. Ia harus mampu ngeblog dan mengelolanya dengan baik.

PR Online - Humas Era Internet

Ulasan Erik Hanson di atas fokus bahkan "semuanya" tertuju pada kemampuan praktisi humas dalam mengelola media online dan media sosial. Dengan demikian, bisa dikatakan, praktisi humas masa depan adalah praktisi humas era digital --dikenal dengan istilah PR Online, Humas Online, e-PR, Cyber PR, Digital PR.
Uraian di atas juga menjadi “alert” sekaligus "guidance" bagi jurusan humas di perguruan tinggi mana pun, agar membekali para mahasiswanya dengan pengetahuan dan keterampilan online wiriting, online media management, blogging, dan perkembangan TIK lainnya.

PR Online merupakan “konsep baru” kehumasan, seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang membentuk “masyarakat internet”.
Per definisi, PR Online adalah aktivitas kehumasan yang dilakukan melalui media internet.
  • Public relations (PR) is the practice of managing the spread of information between an individual or an organization and the public (Grunig, James E; Hunt, Todd (1984), Managing Public Relations (6th ed.), Orlando, FL: Harcourt Brace Jovanovich, Wikipedia)
  • Basically, online PR invlolves activities geared towards influencing media, communities and audiences that exist solely on the Internet using online channles. That includes search engines, blogs, news search, forums, discussion threads, social networks and other online communication tools. Brand reputation monitoring and management is also a focus area for online PR. (http://www.toprankblog.com/2006/04/tips-for-online-pr/).

    Keunggulan PR Online

    Setidaknya ada tiga keunggulan PR Online dibandingkan PR Offline.

    1. Kantor 24 Jam
    Berbeda dengan PR Offline yang biasanya dibatasi jam dan hari kerja, maka PR Online berlangsung 1x24 jam dan 7 hari dalam seminggu. Website dan media sosial perusahaan/instansi menjadi "kantor" yang selalu buka selama 24 jam setiap hari.

    2. Respons Cepat
    Praktisi atau petugas PR Online menjadi semacam "tim reaksi cepat" yang siaga merespons order, masukan, keluhan, kritikan, atau apa saja yang disampaikan konsumen, klien, investor, dan publik. Respons ini, jika dilakukan dengan baik, akan membangun reputasi dan kredibilitas.

    PR Online juga dengan cepat dan mudah bisa merespons pemberitaan, isu, atau apa pun yang muncul di media online.

    3. Interaktif
    Interactivity adalah "watak" media online (internet). PR Online bukan saja memungkinkan, tapi juga mengharuskan praktisi humas berinteraksi (mewakili lembaganya) dengan publik, konsumen, atau klien.

    Online PR Tools

    Sejumlah perangkat "siap" membantu praktisi humas online dalam melaksanakan tugasnya.
    1. Email
    2. e-Newsletter (Ezine)
    3. Blog
    4. Media Sosial
    5. Google Alerts for brand monitoring
    Untuk konteks Indonesia, kayaknya baru lima jenis media online itu yang tersedia dan bisa dimanfaatkan oleh praktisi PR Online. Untuk konteks global, khususnya Amerika dan Inggris, PR Online Tools itu "sangat banyak", misalnya seperti dimuat di "Ultimate List of Online Public Relations Tools".

    Kesimpulan

    Staf Humas dan praktisi PR bukan saja harus terampil menulis dan berbicara, tapi juga menguasai teknologi internet dan terampil melakukan komunikasi online lewat website dan media sosial. Blogging dan aktif di media sosial merupakan sarana terbaik untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan PR Online. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

    Ilustrasi gambar/bagan: www.smartinsights.com

    Corporate Blogging: Tugas Baru Humas Modern (PR Online)

    Corporate Blogging --disebut juga Business Blogging dan Content Marketing-- adalah tugas baru praktisi humas dan bagian pemasaran di era digital. Corporate Blogging merupakan bagian dari aktivitas Humas Internet, Humas Online, e-Public Relations, atau Online PR dan Online Marketing. 

    PENGERTIAN praktis Corporate Blogging yaitu membuat tulisan (posting) untuk dimuat di website instansi, lembaga, atau perusahaan. Kontennya berupa informasi aktual instansi/perusahaan, review produk/jasa, atau pengumuman penting bagi publik.

    Corporate Blogging merupakan tugas Humas dan/atau divisi marketing. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk dapat melaksakan fungsi PR Online ini dengan baik, termasuk online writing skill. Para staf humas atau praktisi PR bisa mengasah keterampilannya dengan bogging alias ngeblog.

    Website perusahaan atau lembaga bisnis biasanya menyajikan konten kategori "blog" yang berisi informasi terbaru seputar perusahaan. Lihat, misalnya, navigasi menu sebuah template website bisnis di bawah ini:

    navigasi menu blog perusahaan


    Demikian pula website lembaga nonbisnis, instansi, atau organisasi. Lihat contoh navigasi menu template website lembaga nonprofit/nonbisnis di bawah ini:

    Di kategori atau halaman khusus "BLOG" yang bisa disebut "halaman dinamis" (dynamic page) itulah, info terbaru seputar produk, jasa, dan dinamika perusahaan dipublikasikan. 

    Tidak harus "kaku" seperti navigasi menu di atas, kategori blog bisa saja langsung "dipecah" dalam navigasi menu menjadi --misalnya-- Berita Terkini, Tips & Trik, Opini, dan sebagainya.

    Kehadiran kategori "Blog" itulah yang memunculkan istilah Corporate Blogging, Busniness Blogging, atau Content Marketing yang menjadi bagian dari tugas humas modern sebuah instansi (PR Online) dan/atau bagian pemasaran sebuah perusahaan (Online Marketing).

    Tujuan Utama Corporate Blogging

    Blog merupakan perangkat marketing bisnis yang "poweful" saat ini. Tujuan utama Corporate Blogging adalah meningkatkan trafik pengunjung website instansi/perusahaan (driving traffic to company website) dan mendukung pemasaran online. 

    Blog menjadikan website instansi/perusahaan lebih mudah dan cepat diakses user (publik). Posting blog "berperang" dengan posting lain untuk bisa menempati ranking teratas dalam halaman hasil pencarian (Search Engine Result Page, SERP).

    Website statis --yang jarang update atau minim konten-- sulit menarik klien dan konsumen baru.

    Tiap kali ada posting baru di situs instansi/perusahaan, maka otomatis ada halaman baru, dan mesin pencari seperti Google pun mengindeks satu halaman baru lagi. Inilah yang akan memainkan peran untuk menarik pengunjung, terlebih jika posting blognya berkualitas dan seo friendly.

    Sebuah studi  “The State of Business Blogging 2013,” melaporkan:
    1. Sebanyak 75% of perusahaan tidak mengupdate websitenya.
    2. Hanya 20% yang memiliki laman khusus "blog" yang merupakan halaman dinamis yang updated!
    3. 1 dari 8 perusahaan punya "active blog".
    Studi lain menyebutkan:
    1. Sebanyak 57% perusahaan yang punya halaman blog berhasil meraih klien/konsumen baru.
    2. Sebanyak 61% konsumen online melakukan transaksi berdasarkan rekomendasi dari posting blog.

    References:
    http://blog.hubspot.com/marketing/what-is-business-blogging-faqs-ht
    http://socialmediatoday.com/feldmancreative/1776836/21-benefits-blogging-and-22-blogging-tips
    http://problogservice.com/business-blogging/