Daftar di bawah ini hanya berisi kata-kata yang paling sering digunakan sekaligus paling sering "salah tulis", terutama dalam pemberitaan di media massa, komunikasi di media sosial, dan di iklan-iklan.
Masih ingat iklan XL yang berunyi "Jaringan Handal"? Itu hanya satu contoh. Penulisan kata "handal" tidak baku. Yang baku: "andal", seperti dalam kalimat "Rooney dan van Persie adalah dua striker andalan MU". MU juga "mengandalkan" (bukan "menghandalkan") keduanya dalam setiap pertandingan.
Kata baku lainnya yang sering "diabaikan" adalah kata praktik (bukan praktek). Praktikkum 'kan? Bukan praktekum! Maka, yang benar (baku) adalah "Dokter Praktik ", bukan "Dokter Praktek".
Kata ketiga setalah andal dan praktik yang sering diabaikan penulisan bakunya adalah kata risiko. Kata risiko sering ditulis "resiko". Salah. Yang benar: risiko.
Kata lainnya adalah imbau, bukan himbau. Kami mengimbau, bukan kami menghimbau.
Demikian juga kata utang sering ditulis hutang. Yang baku: utang.
Penulisan baku kelima kata itu --andal, praktik, risiko, imbau, dan utang -- bisa Anda cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus rujukan bahasa baku bahasa Indonesia ini tidak mengenal kata handal, praktek, himbau, resiko, dan hutang. Silakan cek!
Daftar Kata Baku - Tidak Baku
KATA BAKU imbau andal risiko praktik utang izin embus telanjur Anda (A besar) sampaikan Februari November sekadar nasihat penasihat istri selebritas wali kota (dipisah) paham pikir hafal silakan napas isap | KATA TIDAK BAKU himbau handal resiko praktek hutang ijin hembus terlanjur anda haturkan Pebruari Nopember sekedar nasehat penasehat isteri selebriti walikota faham fikir hapal silahkan nafas hisap |
Yang saya herankan adalah kenapa Lembaga Bahasa terkesan melakukan "pembiaran" terhadap penulisan kata-kata yang tidak baku atau setidaknya ada upaya sosialisasi kata baku-tidak baku sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Bisa jadi, karena penulisan kata tidak baku bukan tindak pidana, maka pembiaran itu terjadi. Yang penting orang ngerti deh! Tul 'gak???? (Jadi gak baku nih :))
Penulisan kata baku cocok dengan karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu dari sisi hemat kata (economy of words). Lihat saja, jumlah huruf dalam kata baku lebih sedikit dibandingkan jumlah huruf dalam kata tidak baku 'kan?