Riset yang dipublikasikan VOA Indonesia jelang akhir 2012 itu menunjukkan:
- 87% penduduk Indonesia menggunakan TV untuk mendapatkan berita
- 36% melalui SMS
- 11% memperoleh informasi dari radio
- 7% yang masih menggunakan koran / majalah untuk mendapatkan berita.
- 1% yang mendengarkan radio melalui internet (streaming).
- 20,6% atau 1 dari 5 orang Indonesia menggunakan internet dalam 1 minggu terakhir.
- 96,2% pengguna internet di Indonesia menggunakan jejaring sosial
- 72% menggunakan internet untuk mencari berita terakhir.
- 95,7% pengakses internet di Indonesia menggunakan Facebook
- 47,6% menggunakan Youtube
- 37,6% adalah pengguna Google Plus
- 29,4% pengguna Twitter.
Kejayaan radio di udara, berasarkan hasil riset tersebut, rupanya sedang memudar. Hampir semua keunggulan media radio --seperti cepat, gudang lagu, dan portable (mobile, fleksible)-- diambil alih atau diungguli oleh internet. Hanya Theatre of Mind dan kehangatan penyiar-pendengar yang masih belum ada lawannya.
Mungkin, orang saat ini hanya mendengarkan radio ketika berkendara mobil, untuk mendengarkan lagu pengusir kantuk atau mendengarkan info lalu-lintas.
Mari kita kenang jasa radio ketika masih berjaya dengan sandiwara radionya, berita aktualnya, dan lagu-lagu manisnya yang bisa dipilih pendengar. Mari pula kita kenang jasa radio yang menyiarkan Pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945.
Sudah saatnyakah kita menyatakan "Good Bye" untuk radio? Tunggu dulu! Coba sesekali nyalakan radio Anda, masih ada pendengarnya 'kan? Penyiar-penyiarnya masih ramah dan ceria 'kan? Wasalam. (www.romelteamedia.com).*