SEJAK Perang Dunia Kedua, kebanyakan orang di seluruh dunia biasa mendapatkan berita dari koran, radio, dan televisi. Namun, belakangan ini, orang mulai menghabiskan waktunya di internet untuk mendapatkan informasi.
Hasilnya, suratkabar mulai "menderita" setidaknya di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Kini, ada trend baru dalam jurnalisme yang disebut Jurnalisme Online (Jurnalistik Online).
Apa itu Jurnalistik Online?
“Networked Publics,” University of Southern California, menyebutkan definisi Jurnalistik Online sebagai berikut:Online journalism refers to news content produced and/or distributed via the Internet, particularly material created by journalists who work for mainstream market driven news organizations. While blogs and other emerging forms of online news communication are widely acknowledged as significantly influencing mainstream news content both on and offline, they are considered here a distinct phenomenon and treated under the category of alternative media.
Tentang Jurnalistik Online,Veteran Silicon Valley journalist, Doug Millison, mengatakan:
The simple answer is, of course, journalism as it is practiced online.
Journalism is any non-fiction or documentary narrative that reports or analyzes facts and events firmly rooted in time (either topical or historical) which are selected and arranged by reporters, writers, and editors to tell a story from a particular point of view. Journalism has traditionally been published in print, presented on film, and broadcast on television and radio. "Online" includes many venues. Most prominent is the World Wide Web, plus commercial online information services like America Online. Simple Internet email also plays a big role. Also important are CD-ROMs (often included with a book) linked to a web site or other online venue, plus intranets and private dial-up bulletin board systems.
Millison juga menyebutkan beberapa fitur Jurnalistik Online:
- Real time: Berita dapat dipublikasikan saat itu juga. Wartawan Online dapat menulis "updating breaking news" dan kejajian-kejadian ketika masih berlangsung.
- Shifted time: Konten media online bisa diarsipkan sehingga pembaca bisa membacanya di kemudian hari.
- Multimedia: Jurnalis Online bisa menyertakan gambar, musik, suara, vide, dll.
- Interactivity: Jurnalis Online bisa menambahkan hyperlink dalam tulisnanya. Link-link ini menghubungkan tulisan mereka dengan konten terkait atau subjeknya. Pembaca atau partisipan bisa merespons berita secara instan materi yang dipublikasikan oleh jurnalis online dalam bentuk email, komentar, atau forum diskusi (threaded discussion).
If journalism is the art of documenting history, then online journalism is the art and science that will allow humans to document the future. During the past two decades, marvelous technological advancements have allowed journalists to tell stories from new perspectives and distribute them to wider audiences. While journalism on paper likely will last at least for generations, a new set of tools has been created to help the news industry better achieve its many social roles.
Penurunan Media Cetak
Kehadiran jurnalistik online mengakibatkan kebangkrutan sejumlah media cetak di Amerika, karena kebanyakan orang menggunakan internet untuk mendapatkan berita dan informasi.Pada Juli 2012, Komisi Komunikasi Federal (FCC) menyebutkan, seiring makin banyaknya orang yang menggunakan internet untuk mengakses berita, pembaca suratkabar menurun.
Laporan itu menyebutkan:
- Tahun 2005-2009, pendapatan iklan industri suratkabar di Amerika menurun 47%.
- Sejak 2009, staf suratkabar berkurang lebih dari 25%. Dalam beberapa tahun ke depan, staf suratkabar akan berkurang 50%.
- Sejak 1985, wartawan majalah berita menurun hampir 50%.
- Tahun 2007-2011, sekitar 13.400 pekerja suratkabar kehilangan pekerjaanya.
Pertumbuhan Internet dan Jurnalistik Online
Internet adalah "new frontier" para wartawan. Laporan FCC menyebutkan, antara 2005-2009, pengunjung website suratkabar meningkat dramatis dari 43.7 juta pengunjung unik bulanan menjadi 70 juta dan dari 1,6 juta "page views" menjadi 3 juta page views.Laporan "Pew Research Center's Project for Excellence in Journalism" tahun 2011 menyebutkan, sekitar 46% menyatakan bahwa mereka mendapatkan berita secara online setidaknya tiga kali dalam seminggu. Hanya 40% yang masih membaca koran.
Laporan Pew Center tahun 2012 menyebutkan, konsumsi berita digital terus meningkat selama 2011. Audiens unik bulanan terhadap situs berita terkemuka meningkat 17%, sebagaimana peningkatan tahun 2009 dan 2010, menurut Nielsen Online.
Warga Amerika kini sepenuhnya memasuki era digital. Lebih dari 3/4 warga Amerika dewasa memiliki laptop atau komputer desktop. Sekitar 44% kini punya smartphone dan kepemilikan komputer tablet sekarang 18%, meningkat dari 11% musim panas 2011.
Laporan FCC menyebutkan, lembaga berita online tumbuh cepat di Amerika dan wartawan media cetak yang kehilangan pekerjaan bergabung dengan mereka. Dengan pertumbuhan Internet, Jurnalistik Online pun akan menjadi jurnalistim mainstream (mainstream journalism).
Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)
Jurnalisme warga (Citizen Journalism) artinya jurnalisme yang dipraktikkan oleh warga biasa --bukan wartawan. Selama era suratkabar, televisi, dan radio, berita dikendalikan oleh organisasi tertentu (lembaga penerbitan). Ada para profesional yang secara hati-hati menulis atau membuat konten berita dan mempublikasikannya. Orang biasa tidak mempunyai kontribusi dalam proses tersebut.Kehadiran internet, smartphone, dan perangkat elektronik lainnya, memungkinkan orang biasa untuk membuat "konten non-fiksi unik" (unique non-fiction content). Inilah yang disebut Jurnalisme Warga (Citizen Journalism).
Keuntungan utama jurnalisme warga adalah bahwa orang dapat memposting foto, video, atau "akun saksi mata" (eye witness accounts) tentang berbagai peristiwa pada saat terjadi.
Jurnalis warga dapat mempromosikan kontennya lewat blog, jaringan sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube. Keuntungan terbesar jurnalisme warga adalah bahwa mereka bisa meliput peristiwa dan berita di sekitar mereka yang mungkin tidka mendapatkan peliputan dari media maintream.
Melalui blog dan media sosial, jurnalisme warga juga menyulut debat atas isu-isu yang muncul di media mainstream.
Jurnalistik HP (Mobile Journalism)
Jurnalistik Mobil (Mobile Journalism) adalah tren baru. Disbeut juga "Jurnalisme Telepon Seluler" (Cell Phone Journalism). Istilah ini merujuk pada penggunaan telepon seluler (HP) oleh wartawan masa kini untuk merekam audio, video, dan menulis teks dan mempublikasikannya atau mengirimkannya ke editor.Keuntungan utama jurnalisme mobile adalah, tidak seperti jurnalis tradisional, jurnalis mobile tidak membutuhkan "alat berat" dalam melaksanakan tugasnya.
Menggunakan smartphone dengan prosesor dan kamera yang poweful, seorang jurnalis mobile dapat merekam video dan audio. Ia juga bisa menulis dan mengedit teks dan mengunggahnya via internet. Di negara-negara berkembang, banyak organisasi berita telah mulai bereksperimen dengan jurnalisme mobile. (www.romelteamedia.com).*
Sumber: "Online Journalism: An Introduction" karya S.M.Mehdi Hassan dan Razib Ahmed yang dipublikasikan Juni 2012 di The Monthly TechWorld Bangladesh Magazine.