Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu 2014? Katanya, karena dari pemilu ke pemilu, gak ada perubahan. Malahan mah korupsi makin marak! Katanya, para wakil rakyat itu bukan mewakili rakyat, bukan memperjuangkan rakyat, tapi wakil partai dan hanya memperjuangkan kepentingan partainya.
Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu? Katanya, karena para caleg itu baiiiiikkkk banget kalau lagi kampanya, saat masa sebelum Pemilu. Tapi kalo sudah terpilih, duduk di kursi empuk, dengan gaji besar dan tunjangan sana-sini, eh... malah sulit ditemui. No. HP-nya aja cepat diganti. Jarang ada di rumah. Pokoe, nyebelin deh...!
Sebentar...! Kenapa orang yang gak milih disebut Golongan Putih alias Golput ya? Putih 'kan suci, bersih, kosong, tanpa noda! Nah, kalu mau bersih, ya... masuk golongan putih dong :)
Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu? Katanya, gak ada partai politik yang bersih. Gak ada partai yang kadernya bebas korupsi. Semua korup! Gak ada sosok yang amanah dan jujur.
Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu 2014? Katanya, para caleg itu kebanyakan "cari kerja" dengan menjadi anggota DPR. Mereka bukan mau berjuang, tapi nyari duit, nyari kerjaan sebagai wakil rakyat yang hidupnya enaaaaaaakkk bangets! Jadi, bukan untuk berjuang membela rakyat atau menata pemerintahan dan negara supaya lebih baik.
Jadi, Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu 2014?
Katanya, kebanyakan anggota parlemen itu tidak sungguh-sungguh bekerja. Hanya beberapa orang yang keliatan bekerja untuk rakyat, untuk umat. Selainnya, kebanyakan, hanya "semangat" jika membaas RUU atau Raperda yang "basah", ada uangnya!Kenapa Kita (Harus) Golput dalam Pemilu? Silakan jawab oleh Anda, wahai para pelaku dan pendukung Golput! Yang jelas, pelaku Golput "nyuekin" Fatwa MUI yang mengharamkan Golput. Kata MUI, Golput merugikan Islam.
Sayangnya, yang Golput itu mereka yang "melek politik". Seandainya yang Golput itu orang awam, mungkin hasil pemilu akan lain cerita.
Kata sebagian orang, Golput itu cermin "galau", bingung tidak ada pilihan mantap. Para "Golputers" kecewa berat pada kinerja parpol dan anggota dewan. Jadi, untuk apa memberikan suara kepada mereka yang sudah mengecewakan?
Jadi, kesimpulannya bagaimana? Apa harus Golput karena Golput juga 'kan sebuah sikap, sebuah pilihan, yaitu memilih untuk tidak memberikan hak suara! Ah, saya juga bingung ini.... Golput aja gitu..? Biar tidak ikut bertanggung jawab dunia-akhirat jika ternyata yang kita pilih itu tidak jujur dan tidak amanah?
Tidak! Saya takkan Golput. Saya akan memilih caleg yang saya kenal. Nah, jika gak ada yang saya kenal bagaimana? Wasalam.