Pengertian Jurnalistik Online
Jurnalistik Online (Online Journalism) adalah pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet. "Online journalism is defined as the reporting of facts when produced and distributed via the Internet" (Wikipedia).
Dulu, jurnalistik "hanya" berlaku di suratkabar (koran), majalah, radio, televisi, dan film --lima media komunikasi massa yang dikenal dengan sebutan "The Big Five of Mass Media" (Lima Besar Media Massa).
Kini, jurnalistik juga berlaku di internet atau media online sehingga melahirkan "ilmu baru" bernama jurnalistik online (online journalism). Istilah lainnya:
Mobile Journalism kian mempercepat proses penulisan dan penyebarluasan berita di media online. Wartawan bisa melaporkan peristiwa (menulis berita) kapan dan di mana saja, bahkan saat sebuah peristiwa sedang berlangsung.
Jurnalistik Online juga memperkuat atau menumbuhkembangkan jurnalisme warga (citizen journalism) dengan memanfaatkan blog atau media sosial (social media). Kini, setiap orang bisa menjadi wartawan, dalam pengertian meliput peristiwa dan melaporkannya melalui internet.
Pembeda utamanya adalah format dan gaya penulisan (online writing style) menyangkut aspek keterbacaan (readability) dan keterpindaian (scannability) mengingat berita online dikonsumsi pembaca memalui "layar" (screen) komputer.
Format dan gaya penulisan karya jurnalistik online pun berbeda dengan jurnalistik konvensional, disesuaikan dengan cara pembaca media online (how user read on the web).
1. Audience Control. Kendali pembaca. Jurnalistik online memungkinkan pembaca (user/visitor) leluasa dalam memilih berita yang diinginkan. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu berita ke berita lain atau dari satu portal berita ke website lain.
2. Nonlienarity. Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. Pembaca bisa memulai dengan berita terbaru, bahkan bisa mulai dengan berita yang diposting satu-dua tahun lalu.
3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan, terarsipkan, atau terdokumentasikan dan diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.
4. Unlimited Space. Ruang tanpa batas. Jurnalistik online relatif tanpa ada batasan jumlah berita atau informasi yang akan dipublikasikan, juga relatif tanpa batasan jumlah huruf dan kata/kalimat. Berbeda dengan media cetak yang dibatasi kolom/halaman atau radio/televisi yang dibatasi durasi (waktu).
5. Immediacy. Kesegeraan, kecepatan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada pembaca. Internet adalah medium tercepat untuk menyebarkan informasi.
6. Multimedia Capability. Kemampuan multimedia. Jurnalisme online memungkinkan berita disampaikan tidak hanya dalam format teks, tapi juga bisa dilengkapi audio dan video.
7. Interactivity. Interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca dalam setiap berita, dengan adanya kolom komentar dan/atau fasilitas media sosial yang memungkinan pembaca menyebarkan/membagi (share) berita di akun media sosial.
Berbagai keunggulan jurnalistik online menjadikan "jurnalisme baru generasi ketiga" ini sebagai jurnalistik masa depan.
Dengan jurnalistik online pula, kini tidak ada lagi istilah “berita tidak dapat dipublikasikan” alias hanya menjadi arsip tulisan di komputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak memuat beritanya, ia dapat memuatnya di blog atau situs jejaring sosial.
Selain itu, kini publik tidak lagi semata tergantung pada media-media konvensional untuk mengikutin perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apa pun.
“Budaya Internet” kian kuat di kalangan masyarakat berkat kehadiran situs-situs “mesin pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, Bing, dan Ask. Dengan hanya mengetikkan kata kunci di situs mesin pencari itu, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.
Dalam catatan Wikipedia, perkembangan internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka --dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce dan “online store” atau “bisnis online” pun bermunculan. Wasalam. (http://www.romelteamedia.com).*
Daftar Pustaka
Dulu, jurnalistik "hanya" berlaku di suratkabar (koran), majalah, radio, televisi, dan film --lima media komunikasi massa yang dikenal dengan sebutan "The Big Five of Mass Media" (Lima Besar Media Massa).
Kini, jurnalistik juga berlaku di internet atau media online sehingga melahirkan "ilmu baru" bernama jurnalistik online (online journalism). Istilah lainnya:
- Internet Journalism (jurnalistik internet),
- Website Journalism (jurnalistrik webiste),
- Digital Journalism,
- Daring Journalism,
- Headline Journalism (jurnalistik judul).
Mobile Journalism kian mempercepat proses penulisan dan penyebarluasan berita di media online. Wartawan bisa melaporkan peristiwa (menulis berita) kapan dan di mana saja, bahkan saat sebuah peristiwa sedang berlangsung.
Jurnalistik Online juga memperkuat atau menumbuhkembangkan jurnalisme warga (citizen journalism) dengan memanfaatkan blog atau media sosial (social media). Kini, setiap orang bisa menjadi wartawan, dalam pengertian meliput peristiwa dan melaporkannya melalui internet.
Perbedaan Jurnalistik Online dan Jurnalistik Tradisional/Konvensional
Dalam hal teknik reportase --wawancara, riset data, observasi, tidak ada perbedaan antara jurnalistik online dan jurnalistik konvensional (cetak dan elektronik).Pembeda utamanya adalah format dan gaya penulisan (online writing style) menyangkut aspek keterbacaan (readability) dan keterpindaian (scannability) mengingat berita online dikonsumsi pembaca memalui "layar" (screen) komputer.
Format dan gaya penulisan karya jurnalistik online pun berbeda dengan jurnalistik konvensional, disesuaikan dengan cara pembaca media online (how user read on the web).
Karakteristik Jurnalistik Online: Keunggulan
Karakteristik jurnalistik online sekaligus menjadi keunggulannya, dikemukakan James C. Foust dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005).1. Audience Control. Kendali pembaca. Jurnalistik online memungkinkan pembaca (user/visitor) leluasa dalam memilih berita yang diinginkan. Mereka bisa pindah dengan cepat dari satu berita ke berita lain atau dari satu portal berita ke website lain.
2. Nonlienarity. Jurnalistik online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. Pembaca bisa memulai dengan berita terbaru, bahkan bisa mulai dengan berita yang diposting satu-dua tahun lalu.
3. Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan, terarsipkan, atau terdokumentasikan dan diakses kembali dengan mudah oleh pembaca.
4. Unlimited Space. Ruang tanpa batas. Jurnalistik online relatif tanpa ada batasan jumlah berita atau informasi yang akan dipublikasikan, juga relatif tanpa batasan jumlah huruf dan kata/kalimat. Berbeda dengan media cetak yang dibatasi kolom/halaman atau radio/televisi yang dibatasi durasi (waktu).
5. Immediacy. Kesegeraan, kecepatan. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada pembaca. Internet adalah medium tercepat untuk menyebarkan informasi.
6. Multimedia Capability. Kemampuan multimedia. Jurnalisme online memungkinkan berita disampaikan tidak hanya dalam format teks, tapi juga bisa dilengkapi audio dan video.
7. Interactivity. Interaktivitas. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca dalam setiap berita, dengan adanya kolom komentar dan/atau fasilitas media sosial yang memungkinan pembaca menyebarkan/membagi (share) berita di akun media sosial.
Berbagai keunggulan jurnalistik online menjadikan "jurnalisme baru generasi ketiga" ini sebagai jurnalistik masa depan.
Jurnalistik Masa Depan
Sifat multimedia pada jurnalistik online menjadikannya sebagai jurnalistik masa depan: wartawan tidak hanya menyusun teks berita dan menampilkan foto, tapi juga melengkapinya dengan suara dan gambar (audio-video).Dengan jurnalistik online pula, kini tidak ada lagi istilah “berita tidak dapat dipublikasikan” alias hanya menjadi arsip tulisan di komputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak memuat beritanya, ia dapat memuatnya di blog atau situs jejaring sosial.
Selain itu, kini publik tidak lagi semata tergantung pada media-media konvensional untuk mengikutin perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apa pun.
“Budaya Internet” kian kuat di kalangan masyarakat berkat kehadiran situs-situs “mesin pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, Bing, dan Ask. Dengan hanya mengetikkan kata kunci di situs mesin pencari itu, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.
Dalam catatan Wikipedia, perkembangan internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka --dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce dan “online store” atau “bisnis online” pun bermunculan. Wasalam. (http://www.romelteamedia.com).*
Daftar Pustaka
- Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online. Bandung. Nuansa Cendikia.
- James C. Foust. 2005. Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web. Holcomb Hathaway Publisher.