Cara Membuat Judul Berita (Headline)

judul berita
Membuat Judul Berita (News Headline) merupakan "tugas terberat" seorang wartawan, reporter, atau jurnalis. Pasalnya, judul beritalah yang pertama kali dibaca, dipindai, atau dilihat pembaca dan harus mampu menarik perhatian, minat, dan keinginan pembaca untuk membaca berita yang ditulis.

Cara Membuat Judul

Judul berita hendaknya:

  1. Berisi 5-10 kata
  2. Berupa pemikiran yang lengkap
  3. Berisi Subjek dan Kata Kerja (Verb), sering pula disertai Objek
  4. Bertujuan menarik perhatian pembaca
  5. Mencerminkan isi berita 
  6. Menghindari ambiguitas, insinuitas, dan makna ganda.
  7. Akurat, jelas, dan ringkas
  8. Berupa kalimat lengkap (Headlines are complete sentences or imply complete sentences).
  9. Hindari judul berita berupa kalimat tanya --karena judul berita itu informasi, bukan soal ujian!

Judul Kalimat Tanya

Kita sering menemukan judul berupa kalimat tanya. Itu keliru karena naskah berita itu harus berisi informasi, bercerita, bukan bertanya!

Wartawan yang membuat judul berupa kalimat tanya itu adalah wartawan amatir yang masih belajar, bukan wartawan profesional. Ia mengira itu akan bikin pembaca penasaran, padahal berita bukan teka-teki, bukan pula soal ujian atau pertanyaan quiz. Berita adalah informasi. To Tell, BUKAN to Ask!

Di situs Wiki Answer, ada pertanyaan, bolehkan judul berita menggunakan kalimat tanya? (Can a newspaper headine be a question?).

Jawabannya: The headline of a newspaper is the first few words that tell someone what the article is about.

Perhatikan, "tell someone", bukan "ask someone". Jadi, jawabannya: NO, It Can Not!

Soal judul berita berupa kalimat tanya juga menjadi "perdebatan":Are question headline to o vague to use?

Memang, membuat judul berita berupa kalimat tanya bukan pelanggaran pidana, bukan pula pelanggaran kode etik jurnalistik. Lagi pula, "biar pembaca penasaran". Tapi ingat, judul berita berupa kalimat tanya:
  1. Tidak Efektif --tidak membuat pembaca segera tahu inti berita.
  2. Bisa masuk kategori "jurnalisme tidak bertanggung jawab" (irresponsible journalism).
  3. Sang wartawan bisa dianggap "ikut arus" menjadi "wartawan gosip", setidaknya terpengaruh oleh "acara infotainment".