Contoh Kalimat Logis dan Tidak Logis

Contoh Kalimat Logis dan Tidak Logis
Hati-Hati Banyak Kecelakaan dan Jalannya Macet merupakan contoh kalimat tidak logis.

KALIMAT "Hati-hati banyak kecelakaan" kenapa tidak logis? Bisa dijelaskan? beserta yang logisnya gimana?? trims. Demikian pertanyaan yang diajukan seorang pengunjung di kolom komentar posting "Kalimat Logis dan Tidak Logis" di blog saya yang lain.

Saya jawab ringkas: Yang benar/logis: "Hati-hati, sering terjadi kecelakaan". Kalau "banyak kecelakaan", mana kecelakaannya? gak kelihatan di situ 'kan? :)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kalimat Logis adalah perkataan yang masuk akal. Kalimat artinya perkataan. Logis artinya sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal.

Contoh Kalimat Logis:
  1. Saya mengajarkan mata kuliah Jurnalistik di kampus.
  2. Kepada Bapak Asep, kami persilakan.
  3. Hati-Hati, Sering Terjadi Kecelakaan
  4. Lalu-Lintas di Jalan Raya Macet
Contoh Kalimat Tidak Logis:
  1. Saya mengajar mata kuliah Jurnalistik di kampus. Tidak logis karena yang diajar mata kuliah, bukan mahasiswa. 
  2. Waktu dan tempat kami persilakan. Tidak logis karena yang dipersilakan waktu dan tempat, bukan pembicara.
  3. Hati-Hati Banyak Kecelakaan. Tidak logis: mana kecelakannya? katanya banyak!
  4. Jalannya macet. Lho, emang jalan bisa macet?  Macet = terhenti, tidak lancar. Yang terhenti 'kan kendaraan, bukan jalannya! Yang logis: lalu-lintas macet.
Contoh lain, dalam surat undangan biasanya ada kalimat seperti ini: "...atas kehadirannya kami sampaikan terima kasih..." Itu kalimat tidak logis. Yang diundang 'kan bukan "nya" (orang ketiga), tapi "orang kedua" (yang menerima/membaca undangan).

Yang logis: "atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara....kami sampaikan.."

Ingat ya, bukan "haturkan", tapi "sampaikan". Kata "hatur" tidak ada dalam Kamus Bahasa Indonesia. Hatur itu bahas daerah, Sunda. Hatur Nuhun = menyampaikan terima kasih, ngahaturkeun = menyampaikan.

Yang Membawa HP Harap Dimatikan

Suka dengar kalimat "Yang Membawa HP Harap Dimatikan" atau "Bagi yang Membawa HP Tolong Dimatikan"? Di masjid atau di acara formal, misalnya.

Nah, kalimat demikian tidak logis banget. Masa yang membawa HP mau dibunuh? Wadoooh.... keji dan sadis bingiiitttt!!!

Maksudnya sih, kita paham, diharapkan hadirin yang membawa HP mematikan HP-nya. Gitu 'kan? Maka, kalimat logisnya: Hadirin yang membawa HP, diharap mematikan HP-nya. 

Memang terasa "ribet" kalo ngurusin kaidah tata bahasa Indonesia atau berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Yang penting mah ngerti lah, bener gak?

Lagi pula, banyak kok kalimat tidak logis, tidak baku, dan pelanggaran kaidah tata bahasa lainnya, tapi toh gak diapa-apain, gak dipidana, dan orang-orang di lembaga pengembangan bahasa "diam saja" tuh, 'gak ada tindakan apa-apa, misalnya "sosialisasi kalimat logis dan kata baku". Wasalam. (www.romelteamedia.com).*