Inilah Era Rezim "Test the Water"

Inilah Era Rezim Test The Water
KEMENTERIAN Agama akan dihapuskan. Umat Islam bereaksi. Kemenag tak jadi dihapus atau diganti nama. 

Kolom "Agama" di KTP akan dihapuskan. Umat Islam beraksi. Kebijakan itu "belum jelas" ditetapkan-tidaknya.

Doa di sekolah akan diatur agar tidak didominasi doa Islam. Umat Islam bereaksi. Ustadz Yusuf Mansur "ngamuk". Kemendikbud "ngeles" bahwa itu hanya isu.

Kini muncul isu larangan jilbab di BUMN, juga gak boleh jenggot dan celana "ngatung". Kabarbnya, kalo tato dibolehkan --karena menterinya juga bertato. Kita tunggu perkembangannya.

Itulah empat jenis "Test The Water" yang muncul di musim Pilpres 2014 dan sejak pemerintahan Presiden Jokowi resmi mengatur negara ini. 

Menurut literatur, Test the Water,  Testing the Water, alias "Ngetes Air" adalah memancing reaksi publik sebelum mengeluarkan kebijakan/keputusan. Jika publik tidak bereaksi atau merespons positif, maka "the show must go on", kebijakan itu akan ditetapkan.

Test the Water = Judge people's feelings or opinions before taking further action. Menilai perasaan dan opini publik sebelum mengambil aksi lebih lanjut.

Dalam literatur komunikasi-jurnalistik, ada istilah yang semakna dengan Testing the Water, yaitu "Balon Percobaan" (Proofballon). 

Dalam Kamus Jurnalistik (Simbiosa, 2009), saya mengartikan Balon Percobaan itu sebagai "suatu berita yang disiarkan secara sengaja untuk memancing reaksi publik untuk pemberitaan lebih jauh, umumnya bersifat politis...".

Kita tunggu test the water berikutnya. Rezim sekarang kayaknya demen banget memancing reaksi dan emosi. Silakan, bandingkan dengan Rezim Turki saat ini! Wasalam. (www.romelteamedia.com).*