E-Blusukan, Jaring Aspirasi dan Pantauan Kondisi Era Internet

e-Blusukan, Jaring Aspirasi dan Pantauan Sikon Era Internet
Pemkot Bandung Pelopor E-Blusukan

KATA atau istilah "blusukan" begitu populer, seiring popularitas Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat Presiden RI.

Bisa dikatakan, "blusukan" menjadi "trademark" Jokowi. Ia sering masuk ke tempat-tempat “yang tidak lazim dikunjungi pejabat”. 

Blusukan bisa diartikan sebagai "turun ke bawah" (turba), mnemui langsung rakyat guna menjaring aspirasi dan melihat langsung kondisi real di lapangan.

Blusukan mengikis budaya laporan Asal Bapak Senang (ABS) yang "biasa" terjadi di era Orde Baru. ABS menyebabkan pimpinan atau pejabat mendapatkan laporan yang keliru tentang kondisi sebenarnya di lapangan.

Kini muncul istilah baru, turunan dari blusukan, yakni "electronic blusukan", disingkat e-blusukan. Saya pertama kali membaca atau menemukan istilah e-blusukan di laman liputan6.com: "Pelajari e-Blusukan, Yuddy Chrisnandi Bertandang ke Bandung".

Diberitakan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Yuddy Chrisnandi menyambangi Walikota Bandung, Ridwan Kamil, Sabtu (8/11/0214). Kedatangan Yuddy untuk berdiskusi tentang best practices pelayanan publik yang telah dikembangkan oleh Kota Bandung.

ARTI E-BLUSUKAN
Pengertian e-blusukan tersirat dalam keterangan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, yang melaporkan berbagai terobosan pelayanan publik berbasis IT dan media sosial dalam kerangka kebijakan Bandung Smart City.

Layanan tersebut mulai dari tingkat kota, kecamatan bahkan sampai kelurahan. "Digitalisasi pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan di era globalisasi" jelas Emil dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2014), seperti dikutip liputan6.com.

Untuk memacu komunikasi antara pejabat publik dengan warganya, Emil mewajibkan semua pimpinan SKPD, Camat maupun Lurah memiliki akun twitter. 

Pola blusukan di Kota Bandung bukan hanya dilakukan secara manual melalui kunjungan lapangan tetapi juga secara digital melalui e-blusukan yang praktiknya menggunakan pengelolaan media sosial.

E-blusukan, dengan demikian, adalah "digitalisasi layanan publik" dengan menggunakan media sosial, seperti Twitter dan Facebook, guna berkomunikasi dan berinteraksi dengan warga masyarakat, termasuk mendengarkan keluhan dan laporan.

E-blusukan semakna dengan "social media monitoring", pantauan media sosial.

Di Kota Bandung, sejak Emil menjadi Wali Kota, semua lurah dan SKPD (dinas), memiliki akun twitter. Para lurah, camat, SKPD, bahkan RW, RT, dan warga Bandung bisa langsung "curhat" dan melaporkan apa saja yang terjadi secara langsung kepada wali kota, wakil wali kota, dan pejabat pemkot lainnya.

E-blusukan tidak perlu mengundang apalagi "membayar" wartawan/media untuki meliputnya. Lewat e-blusukan, pemkot Bandung juga bisa mendengarkan aspirasi dari warga luar kota Bandung.

E-blusukan dilakukan setiap saat, bahkan 24 jam, kapan dan di mana saja, selama ada koneksi internet. Lihat saja akun milik Ridwan Kamil, @ridwankamil, begitu dinamis dan informatif. Kita bisa memantau dinamika pemerintahan juga aktivitas dan aspirasi warga Bandung di sana.

E-blusukan ala Emil, seperti diberitakan liputan6.com di atas, rupanya menjadi model e-blusukan yang diakui efektivitasnya.

ARTI BLUSUKAN
Apa arti kata blusukan? Jangan cari di kamus. Gak ada!

Saya buka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan tidak menemukan kata blusukan. Ternyata ia bahasa Jawa. Namun, ketika saya cek Kamus Bahasa Jawa Online, mencari kata “blusuk” dan “blusukan”, hasilnya “No match for blusuk” dan “No match for blusukan”. 

Yang ada kata “blesek” yang diartikan “membenamkan ke dalam tumpukan”.  Bisa jadi, asal kata “blusukan” itu “blesek” yang arti praktisnya “masuk”. .

Di sisi lain, kasus populernya kata “blusukan” --dan nanti "e-blusukan"-- ini menjadi bukti kesekian: media massa memang “trend setter”. 

Yang dipopulerkan media akan menjadi populer di masyarakat. Blusukan yang merupakan “bahasa media” kini menjadi bahasa publik. E-blusukan pun dalam waktu dekat akan populer, jika media mempopulerkannya. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*