Berikut ini tiga elemen inti produksi vokal yang harus dipahami & diamalkan oleh siapa saja yang ingin menjadi pembicara efektif (effective speaker) dan mengesankan:
- Volume - to be heard. Agar terdengar baik.
- Clarity - to be understood. Agar dimengerti.
- Variety - to add interest. Agar menarik
Volume
Kita terbiasa mengatur volume suara radio atau televisi agar terdengar "pas" di telinga. Saat berbicara, secara alami kita bisa mengatur volume. Berbicara berdua, berbisik, dan di depan orang banyak tentu membutuhkan volume yang berbeda.
Saat berbicara di depan sekelompok orang atau di sebuah rapat, sangat penting untuk tidak pernah megarahkan pembicaraan kepada orang tedekat atau barisan paling depan. Atur volume dengan baik agar semua orang bisa mendengarkan dengan baik.
Salah satu "pedoman"-nya adalah "berbicaralah kepada orang paling belakang". Maksudnya, berbicara dengan volume yang sekiranya bisa didengarkan semua hadirin.
Clarity
Kejelasan. Berbicaralah dengan jelas. Beberapa orang cenderung berbicara melalui "gigi yang tercengkram" (clenched teeth) dan dengan sedikit gerakan di bibirnya, tidak membuka mulutnya, sehingga gagal mengeluarkan suara pembicaraan yang tepat dan terdengar baik oleh audiens.
Suaranya terkunci di mulut, tidak dibiarkan keluar. Artikulasi yang baik sangat penting untuk menyampaikan pesan secara lisan. Latihlah artikulasi dengan, misalnya, berlatih huruf vokal A-I-U-E-O.
Variety
Variasi. Jangan monoton! Agar pembicaraan efektif dan menarik, terapkan teknik tertentu. Selain itu, sangat penting untuk tidak mengeluarkan suara false atau seakan-akan sedang bermain drama (acting). Gunakan suara asli, natural voice!
Variasi vokal dapat dicapai melalui variasi dalam hal:
1. Pace.
Ini soal kecepatan berbicara. Jika berbicara terlalu cepat, audiens tidak akan punya waktu cukup untuk menangkap pesan yang kita sampaikan.
Yang terbaik adalah "tempo sedang", namun sesekali percepat dan perlambat. Ini akan menjadikan pembicaraan kita menarik.
2. Volume
Atur volume dengan sesekali menaikkan atau menurunkannya. Ini bisa menciptakan penekanan. Jika Anda menurunkan suara ke hampir berbisik ketika mengatakan satu-dua kalimat, ini akan membuat audiens tiba-tiba memberikan perhatian penuh. Namun, hati-hati, jangan terlalu sering menggunakan teknik ini.
By raising or lowering volume occasionally, you can create emphasis. If you drop your voice to almost a whisper (as long as it is projected) for a sentence or two, it will make your audience suddenly alert, be careful not to overuse this technique.
3. Pitch - Inflection - Emphasis
Saat berbicara di depan umum (public speaking, speaking in public, pidato), cobalah sampaikan informasi dengan sebanyak mungkin energi vokal dan semangat (vocal energy and enthusiasm).
Berikan penekanan pada kata-kata dan frasa tertentu, terutama saat menyampaikan info atau fakta terpenting. Ini akan membantu menciptakan variasi.
4. Pause
Pauses are powerful! Jeda itu sangat kuat dalam menciptakan pembicaraan yang menarik dan efektif. Jangan "nyerocos terus" tanpa jeda.
Pause (jeda) akan memunculkan perhatian khusus atau mendapatkan perhatian sebelum pesan penting. Pause artinya hening atau diam sejenak. Pauses mean silence for a few seconds.
Posting tentang Produksi Vokal - Tips Agar Pembicaraan Anda Menarik & Efektif ini disadur dengan editing seperlunya dari Effective Speaking. Semoga bermanfaat. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Posting tentang Produksi Vokal - Tips Agar Pembicaraan Anda Menarik & Efektif ini disadur dengan editing seperlunya dari Effective Speaking. Semoga bermanfaat. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*