Usai liputan, tidak seperti dulu, wartawan tak perlu ke kantor untuk setor berita, cukup mengirimkannya via email, WhatsApp, BBM, dan sejenisnya.
Mobile journalism juga berarti peliputan sekaligus publikasi berita via Smartphone. Liput berita, langsung publikasi saat itu juga via HP.
Sebenarnya, Anda yang update status atau upload foto/video peristiwa aktial di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube juga sudah menjadi jurnalis mobile, jurnalis media sosial, atau istilah lamanya jurnalisme warga (citizen journalism). Ihwal jurnalisme media sosial sudah saya ulas di posting Jurnalistik Media Sosial.
Jurnalisme Ponsel ala Tim Pool
Harian Kompas edisi 15 Mei 2015 menurunkan laporan menarik tentang jurnalisme ponsel ini dengan judul "Jurnalisme Ponsel, Kreativitas Melawan Media Arus Utama".
Disebutkan, seorang pria mudah kelahiran Chicago, Timothy "Tim" Pool, menjadi salah satu pusat perhatian di ajang Digital Journalism World 2015di Singapura 11-12 Mei 2015. Tim dianggap telah melahirkan genre baru jurnalisme warga yang sering disebut mobile-first person journalism.
Tim selama ini melakukan liputan secara langsung (live) dari lokasi kejadian dengan memanfaatkan telepon seluler miliknya dan kekuatan jaringan internet yang stabil.
"Saya tak memikirkan untuk mengunggah liputan saya ke laman web. Saya hanya melaporkannya melalui (berbagai kanal) media sosial," kata Tim dalam presentasinya.
Tim juga dianggap telah melahirkan citizen video reporter. Liputan langsung dari ponsel pernah mendapatkan 750.000 pengunjung unik dalam sehari. Ia pernah meliput aksi demonstrasi di Istanbul, Brasil, dan liputan langsung Occupy Wall Street di New York. Kerusuhan di Baltimore beberapa waktu lalu juga tak luput dari liputan Tim.
Liputan Occupy Wall Street pada 2011 merupakan liputan pertama Tim yang mendapatkan sorotan internasional untuk pemanfaatan teknologi. Ia selama 21 jam nonstop mendedikasikan dirinya untuk menyiarkan langsung peristiwa protes di Zuccotti Park itu.
Penonton bisa berpartisipasi dalam live streaming yang ia buat, termasuk bertanya kepada Tim tentang situasi terakhir yang bisa langsung direspons oleh Tim. Ia juga pernah memodifikasi mainan drone buatan Parrot AR untuk live streaming melalui sistem yang ia sebut sebagai DroneStream, yaitu cara murah untuk menyiarkan langsung dari udara.
Kita harapkan banyak warga yang melakukan jurnalisme ponsel seperti Tim sehingga publik tidak lagi bergantung pada media-media mainstream, apalagi media yang sudah "dibeli" atau "berpihak pada kepentingan politik tertentu". Hidup Mobile Journalism! Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Sumber & Foto: Kompas